BismillahirrahmanirrahimAssalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhAllahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar WalillahilhamdSaudara-Saudari, Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh. Marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah swt atas rahmat dan nikmat yang tidak pernah putus kepada kita sekalian. Shalawat dan salam kita sampaikan keharibaan junjungan alam Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya sekalian. Di Hari Raya Idul Fitri tahun ini, ada dua kegembiraan dan dua kesedihan. Kegembiraan pertama adalah kegembiraan malaikat. Bahwa umat Muhammad Saw yang menjalani ibadah Ramadhannya secara tekun, penuh keimanan dan perhitungan, telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah Swt. Kegembiraan kedua adalah kegembiraan iblis. Semenjak Ramadhan berakhir, iblis dan syethan sudah bebas dari belengu. Mereka juga terbebas dari kungkungan Ramadhan, dan kembali bersiap untuk menggoda anak cucu Adam.Berikutnya, dua kesedihan adalah juga kesedihan malaikat dan iblis. Para malaikat bersedih karena ummat Muhammad Swa, kehilangan momentum yang sangat istimewa, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat, nikmat, ampunan dan kasih sayang Allah. Dan seseorang muslim, belum tentu memiliki kesempatan untuk menikmati Ramadhan berikutnya.Sedangkan kesedihan Iblis disebabkan karena janji Allah memberi ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang secara ikhlas, penuh keimanan dan ketaqwaan menjalankan ibadah puasa dan qiyamul Ramadhan. Padahal sudah barang tentu, sebelas bulan sebelumnya, iblis dan syethan beserta antek-anteknya telah bersusah-payah menggoda dan menjerumuskan anak Adam ke dalam lembah kenistaan. Nah, dimanakah posisi kita di antara kegembiran dan kesedihan dua makhluk Allah yang gaib ini? Adalah sebuah kewajaran apabila kita hari ini bergembira dan berbahagia, bertahmid dan bertahli -- karena kita telah menuntaskan seluruh kewajiban beribadah kepada Allah selama Ramadhan. Lebih-lebih lagi, saat Idul fitri kita rayakan, suasana keceriaan, jalinan silaturrahim, bertamu keluarga dan sanak kerabat yang selama ini sibuk dengan urusannya masing-masing. Akan tetapi, apabila kegembiraan, keceriaan yang terpancar pada raut wajah kita, itu lahir karena merasa sudah bebas dari penderitaan puasa, lapar dan dahaga dan larangan-larangan selama Ramadhan, apakah kita masih pantas menyebut diri sebagai umat Nabi Muhammad Saw?Pada kesempatan ini, saya tidak hendak mengajak kita semua untuk kembali ke bulan Ramadhan yang telah pergi meninggalkan kita beberapa saat yang lalu. Justru, saya ingin mengajak kita semua untuk menjadikan momentum Idul Fitri 1432 Hijriah tahun ini, sebagai sebuah langkah baru menuju kemerdekaan material dan spiritual yang sejati.Saya kira, bukan sekadar kebetulan semata, peringatan HUT Kemeerdekaan RI ke 66 yang kita peringati tahun ini,juga bertepatan dengan Ramadhan 1432 H. Tentu, ada hikmah yang bisa ditarik dari momentum ini, yaitu sinergisitas antara kemerdekaan spiritual dan material.Peringatan HUT Kemerdekaan, yang tidak hanya diwujudkan dalam apel upacara bendera, pawai, semarak bendera dan hiasan-hiasan yang mentereng. Spririt kemerdekaan haruslah berwujud juga pada kesejahteraan sosial dan spiritual. Dalam konteks instansi Kementerian Agama yang kita cintai ini, saat ini kita masih harus bekerja keras memerdekakan diri sendiri dan masyarakat dari buta Al-quran, krisis keimanan dan aqidah, pengaruh budaya global dan asensitifitas sosial usai Ramadhan. Selebihnya, mari kita langgengkan amalan Ramadhan sejak Syawal hingga Sya’ban 1433 H/2012 ke depan, dengan tetap rajin berjamaah secara ritual dan sosial, menggalakkan amalan sunnah, taat aturan, disiplin, akrab dengan Al-quran, mengontrol diri secara intelegensional dan emosional, dan seterusnya. Mari kita sambut Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah dengan penuh rasa syukur kepada Allah, dengan menebarkan salam, silaturrahmi dan saling memaafkan antara sesama, baik itu dengan keluarga, masyarakat, kolega, atasan dan bawahan. Momen ini mari kita manfaatkan untuk membudayakan sikap dan prilaku saling memaafkan di dalam keluarga, tempat kerja dan masyarakat. Akhirnya, saya atas nama pribadi, keluarga dan Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh mengucapkan selamat menyambut dan merayakan Idul Fitri tahun 1432 H. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga seluruh amalan kita di bulan suci Ramadhan tahun ini diterima Allah Swt. Mohon ma’af dan terima kasih. Wabillahitaufiq walhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Kepala, TtdDrs. H. A. Rahman TB, Lt.
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242