
[Embarkasi Aceh | Muhammad Yakub Yahya] Usai pelepasan Kloter 4 (BTJ-04), kabar duka diterima Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Aceh, ada jamaah asal Aceh yang korban luka-luka.
Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun, kalimat istirja’ dan doa lainnya itu, diucapkan terutama bagi korban jatuhnya alat berat sekitar Masjidil Haram.
Sebuah crane besar jatuh di Masjidil Haram bersamaan dengan hujan lebat yang mengguyur Makkah disertai angin kencang pada Jumat (11/9) sore. Musibah ini menelan 107 korban meninggal dan 238 terluka. Para korban adalah jamaah haji lainnya dari berbagai negara yang sedang beribadah di Masjidil Haram, termasuk jamaah haji asal Indonesia.
Menteri Agama Drs H Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, dirinya secara resmi diutus oleh Presiden RI Joko Widodo untuk mengunjungi sejumlah program yang masih ada di rumah sakit. “Intinya, pemerintah sangat berduka atas musibah ini dan tentu mengharapkan para korban luka khususnya dan para keluarganya bisa lebih memperbesar sabar. Mudah-mudahan ada hikmah dari musibah ini,” kata Menag.
“Adalah atas nama NASRIAHBINTIMUHAMMADABDURRAHMAN, No Paspor: B1175082, Kloter: BTJ – 001, yang kini dirawat di RSAS, salah satu korban musibah di Baitullah itu,” jelas Kasi Sistem Informasi Haji Bidang Penyelenggara Haji (PHU) H Zainal Arifin SAg MA, yang juga Wakil Sekretaris I PPIH.

Dalam penelusuran admin ini, di manifes Kloter 1, Ibu yang usianya 52 tahun, yang luka-luka itu, beralamat di Dusun Usman Keuchik Nomor 32 Lam Ara, Banda Raya, Banda Aceh.
Dalam nomor urut sebelum nama Nasriah tersebut (nomor manifes 191), juga terdaftar atas nama Muhammad Arif bin Ibrahim (nomor manifes 190) yang alamatnya sama dengan Nasriah.
“Kita tidak tahu berat, ringan, atau bagaimana lukanya, karena Panitia kita di RS sana tidak dibolehkan masuk,” sambung Kabid PHU Drs H Herman MSc yang juga Sekretaris PPIH, di Aula Makkah, sekretariat haji.

Nasriah di antara 33 daftar korban RI, yang oleh Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan layanan telepon lewat nomor +966 543603154 yang bisa diakses langsung oleh keluarga jamaah Indonesia yang menjadi korban robohnya alat berat di Masjidil Haram.
“Nomor tersebut bisa diakses langsung sekarang,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, sejak Sabtu (12/9) dini hari.

Kloter 1 sudah tiga hari di Makkah, saat masuk disambut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Daud Pakeh selaku Ketua PPIH), di halaman Masjid Al-Mabrur (Rabu malam, 8/9)
Bersama Kakanwil, ikut menyambut jamaah perdana ke Asrama Haji Aceh, Jalan Teuku Nyak Arief Lampineung-Prada Banda Aceh itu, mantan Kakanwil Depag Aceh Drs H A Rahman TB Lt (Bidang Pembimbingan PPPIH).
Dua Kakankemenag hadir, Drs H Salahuddin MPd (Aceh Besar) dan Drs H Amiruddin Husein MA (Kota Banda Aceh), bersama jajarannya. Tiga Kepala Bidang (Kabid) di Kanwil (PPIH dan PPPIH) ikut menyambut, yakni Kabid PHU Drs H Herman MSc MA, Kabid PAI Drs H Saifuddin AR, Kabid Urais Binsyar Drs H Hamdan MA, Kabid Penaiszawa Drs H Bukhari MA, dan jajarannya.
Di antara jamaah Kloter 1, selain Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh H Habib Badaruddin SSos, tampak Guru Besar UIN Ar-Raniry Prof DR Hasbi Amiruddin MA, dan Ketua KNPI Aceh Jamaluddin ST.
Jamaah langsung ke ruang Arafah, dan penimbangan barang hingga pukul 23.30 WIB, Rabu malam (8/9).
Kloter 1 dilepaskan Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah, Rabu sore (9/9), yang diwakili Sekda Aceh. Ke 383 JCH (plus petugas) Kelompok Terbang (Kloter) 1 Aceh (1-BTJ), berangkat via Bandara Banda Aceh/Aceh Besar (BTJ), Rabu malam (9/9), usai pembimbingan dan pelepasan.
Rabu pagi (9/9), sejumlah kegiatan (pemeriksaan kesehatan, mengikuti bimbingan yaitu terkait kesehatan, imigrasi, dan penerbangan, bimbingan jamaah, gelang, penyarahan living cost dan kupon Baitul Asyi, serta keumamah), dijalani jamaah.

Kloter 1 yang tempati Nomor Maktab 42 Wilayah Syisyah, diketuai M Iqbal SAg MH selaku TPHI (diganti H M Jamil SAg dari Kloter 4), dan Prof DR H Misri A Muchsin MA sebagai TPIHI. Serta dr Rina Erlina Wahidin, Juli Kristanto, dan Ainul Mardhiah Amirsyah sebagai dokter dan paramedis, dalam TKHI.
[foto: petugas dan jamaah kloter 1, di antaranya masuk korban crane di masjidil haram, tapi tidak bisa jelas kursi bernomor 191 itu yang mana. foto2 yakub]