[Jambi | Muhammad Yakub Yahya] Kota Jambi yang panas, telah disirami hujan ringan, sejak shubuh hingga dhuha, Sabtu (6/9), bersamaan dengan babak final, lima santri Aceh peserta Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional ke V di Jambi pun diantar ke Arena MQKN di Ponpes As’ad Jambi Seberang, Jambi.
Dari pantauan kami di lokasi, kafilah yang berhasil melewati babak penyisihan pada hari sebelumnya selanjutnya berhak tampil pada babak final pada Sabtu pagi (6/9). Seperti yang tampak pada cabang Debat Bahasa Arab yang berlangsung di panggung utama, meski hujan rintik para peserta sangat antusias dalam mengikuti debat tersebut. Final untuk juara I dan II dilangsungkan Ahad (7/9), yang mempertemukan, mungkin Jateng-Jatim.
Peserta yang tembus ke babak final di panggung utama, terlihat Jawa Timur, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan paling banyak mengirimkan wakilnya ke babak final. Jawa Timur dan Jawa Barat selama ini terkenal dengan pesantren-pesantrennya yang sangat maju dan berkualitas seperti Pesantren Lirboyo dan sebagainya.
Saat Muhammad Nabil Mardhatillah peserta dari cabang Tarikh (Sejarah Islam)-Ula, Muzakki Adnan di Akhlak-Ula, Kana Rahmi di Fiqh-‘Ulya, Risna Wardani pada Hadits-‘Ulya, dan Nurmasyitah pada Tafsir-‘Ulya, tampil di final, sebagian penonton, sebagaimana kemarin dan kemarinnya, ada yang ‘terpesona’ dengan sebuah danau, barat arena (belakang tim Gorontalo).
Posisi Danau Teluk tidak sulit dijangkau karena lokasinya berada persis di samping arena MQKN sekitar 100 meter jika ditempuh dengan berjalan kaki, di pinggiran Danau Teluk pengunjung dapat melihat dengan jelas dua buah pulau, yaitu pulau Pabe dan Pulau Timbul.
Menurut cerita dari masyarakat setempat, juga ojek yang kami tumpangi, dahulu Pulau Fabe pernah didiami oleh seorang Muslim keturunan Tionghoa yang bernama Datuk Sintai, di mana pulau itu merupakan pusat Kepabean Kolonial Belanda, maka hingga saat ini warga setempat kerap menyebut pulau itu dengan Pulau Pabe. Pulau itu dapat dijangkau dengan menggunakan ketek (sejenis perahu, jalo).
Danau Teluk kini dimanfaatkan oleh warga setempat untuk usaha keramba ikan yang kemudian untuk tempat menangkul (menangkap) ikan.
Menariknya air di Danau Teluk ini tidak pernah kering meski kemarau panjang sedang melanda Seberang Kota, Jambi, bahkan bila banjir datang hasil danau ini melimpah ruah berupa ikan lambak, ikan serafil, ikan lele, dan ikan toman yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat.
Lokasi lainnya, ada situs percandian Muaro Jambi yang menjadi tujuan para peserta MQKN tahun ini. [inmas/foto: yakub]