[Banda Aceh| Yakub] Dalam satu bagian ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dipadukan dengan Resepsi HAB ke 71, Ustdaz Masrul Aidi Lc bagikan kiat hidup bahagia, dan cara bahagia pula di tempat kerja.
Di antara cara itu, dengan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Selebihnya dengan hargai kelebihan pasangan, akui kekurangan diri, serta ajak rawat rumah tangga dengan penuhi keinginan pasangan, misalnya jalan dan cari suasana baru, seusai kelamaan tinggalkan kediaman.
Selanjutnya, penceramah bagikan seulas kiat kita bahagia di rumah tangga, dan di tempat kerja. "Bahagialah orang yang bahagia di rumah. Berbahagia jika ada peurumoh di rumah," akuinya dikaitkan dengan pembagian kerja suami-istri, dan saling memahami kelebihan dan keterbatasan pasangan.
Menurutnya, laki-laki memang dirancang Allah untuk mengeluh, dan perempuan tidak dirancang untuk mengeluh. Mereka hanya bicara saja, tanpa titik koma. "Siapa pun suami yang pulang ke rumah, yang mendapatkan istri merepet, bersyukurlah ia, karena ia perempuan," sindirnya. Sebab jika sudah tidak mengeluh lagi, meskipun kerja usai, maka perlu ditanyakan statusnya.
Ustadz Masrul, pimpinan satu dayah di Cot Keueueng Kuta Baro Aceh Besar itu, ajak jajaran Kemenag 'bekerjalah karena hobbi'. "Jika kita bekerja dengan hobbi, maka kita tidak akan pikirkan lagi gaji," ajaknya, sebelum memandu doa. Sebab, jika kita bekerja sepenuh hati sebaik-baiknya, tanpa pikir 'kapan dipromosi', maka gaji itu akan datang sendiri, karena gaji itu, ada yang pikirkan.
Katanya, sebelum sesi makan siang, meski tidak dimutasi-mutasi (tak naik pangkat dan jabatan), terus bekerja sebaik-baiknya, dan nanti akan ada saja yang menilai kita.
Penceramah, yang sampaikan taushiah usai sambutan Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, lalu mengutip ayat yang dikaitkan urgensinya komunikasi dan kemahiran kita untuk asah gaya bicara. "Khalaqal insaana 'allamahul bayaan," kutip penceramah dari ayat awal QS Ar-Rahman itu.
Di sini penceramah kisahkan kehebatan orasi dan diplomasinya Presiden Soekarno, yang bahkan bisa menggertak Uni Sovyet, saat kuburan Imam Bukhari di Bukhara tidak dirawat pemerintah Stalin saat itu.
"Orang hebat bukan yang gagah, orang hebat bukan ia yang kaya, yang hebat bukan yang cantik, tapi yang hebat ia yang pandai bicara," kutipnya.
Ada satu anekdot di sini, kutip ustadz. "Bayangkan jika ada pasangan nenek-kakek yang masih memanggil adik dan abang. Akhirnya, pengantin baru yang menanyakannya, 'bagaimana bisa awet rumah tangga hingga kakek nenek'? bisa terjawab dengan jawaban sederhana.
"Itulah rahasianya, saya lupa nama istri saya. Maka kakek memanggilkan dengan adek selalu," ungkapnya.
Lalu penceramah kaitkan dengan pentingnya hargai senior, dan ingat-ingat namanya.
"Maka dalam Islam, sebagaimana diajarkan Rasulullah, seperti diteruskan sahabat, dengan memelihar sikap untuk menghormati amalah seniornya," jelasnya, sambil jelaskan penghormatan sahabat atas tradisi pemanfaatan anak tangga mimbar, di era awal Islam itu.
Penceramah apresiasi Kakanwil yang ingat dan detilkan nama-nama sesepuh dan purnabakti yang hadir, dan jelaskan masa pengabdiannya terakhir. Semua dalam rangka menjalin silaturrahmi, dan hargai senior itu, dalam momen Maulid Rasulullah di Kanwil, Rabu (4/1), yang diawali bacaan ayat bersama H Hamli Yunus SAg itu. []