CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Materi Dakwah Penting, tapi Cara Berdakwah Lebih Penting

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 1246
Kamis, 27 November 2014
Featured Image

[Kota Langsa | Jamaluddin] Mengajak umat ke jalan yang benar membutuhkan niat dan tekad yang kuat menjalankannya, terlebih objek dakwah yang akan kita sampaikan memiliki beragam pola pikir, untuk itu perlu kecerdasan dan pengenalan objek yang memudahkan menyampaikan dakwah, hal ini mengemuka pada seminar nasional yang diselenggarakan jurusan Dakwah dan Komunikasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, Kamis (27/11).

Ketua STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Dr.H.Zulkarnaini,MA dalam sambutannya mengatakan ada ungkapan dalam bahasa Inggris yang maksudnya adalah “Bukan apa yang anda katakan tapi bagaimana anda mengatakan,” ini menegaskan bahwa cara berdakwah itu penting. “Materi dakwah memang penting, tapi tidak boleh mengabaikan cara berdakwah,” ujarnya dihadapan peserta seminar dengan tema Mengemas Subtansi Dakwah Dalam Upaya Pencegahan Krisis Moral Spiritual di Aceh.

Dihadapan para undangan dan peserta seminar, Dr.H.Zulkarnaini,MA menyebutkan peningkatan status STAIN menjadi IAIN telah disetujui oleh presiden yang waktu itu masih dijabat Susilo Bambang Yudoyono. “Apapun namanya yang penting kita kerja dengan serius, karena yang dinilai adalah pekerjaan dan hati kita, Allah hanya melihat hati kamu,” imbuhnya.

Selain Ketua STAIN, juga bertindak sebagai pembicara Prof.Dr.Rusjdi Ali Muhammad, SH (Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Prof.Drs.Yusnadi, MS (Guru Besar Universitas Negeri Medan), dan Dr.Pajar Hatma Indra Jaya,M.Si (Dosen Fak.Dakwah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta).

Menurut Prof.Dr.Rusjdi Ali Muhammad, SH (Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh), penyampaian dakwah yang gagal karena tidak mengenal diri sendiri sebagai penyampai pesan dan tidak mengenal audien sebagai objek dakwah. “Generasi muda harus memiliki empat kecerdasan, cerdas hati, cerdas pikir, cerdas rasa dan cerdas raga,” ujarnya mengawali paparannya tentang Dakwah dan upaya pencegahan krisis moral spiritual di Aceh itu.

Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry itu juga memaparkan tentang kekuatan dan kelemahan penyampaian dakwah salah satu diantaranya yaitu sejarah Aceh. “Lahirnya Undang-undang pelaksanaan Syariat Islam ini karena sejarah Aceh yang panjang, ini sebuah kekuatan tapi juga kelemahan,” katanya kepada peserta yang hadir di seuramo teuhah STAIN Zawiyah Cot Kala itu.

Lahirnya aliran menyimpang merupakan salah satu bentuk krisis moral spiritual, kondisi internal ummat dan konflik eksternal merupakan peluang dan ancaman. “Adanya teknologi, internet dan komunikasi merupakan sebuah peluang untuk menyampaikan dakwah melalui media, tapi juga ancaman jika modernisasi ini disalahgunakan,” tegasnya.

Jika Dr.Pajar Hatma Indra Jaya,M.Si (Dosen Fak.Dakwah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta) membahas tentang pendekatan alternatif dalam mengatasi moral, lain halnya dengan Prof.Drs.Yusnadi, MS (Guru Besar Universitas Negeri Medan) yang menjabarkan komunikasi pembangunan dalam pembangunan karakter moral bangsa menuju bangsa berperadaban pada masyarakat multikultural.

Sebelumnya ketua panita Drs.H.Zakaria AB,MM yang juga ketua Jurusan Dakwah itu dalam laporannya menyebutkan peserta berjumlah 400 orang utusan instansi/lembaga dari Langsa, Aceh Timur dan Aceh Tamiang, (termasuk saya utusan Kemenag Aceh Timur), dari dosen dan mahasiswa STAIN, juga dari peserta umum. [yyy]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh