Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Aceh Barat, H Khairul Azhar SAg MA menyampaikan, mahasiswa memiliki peran penting dalam mengkampanyekan nilai moderasi beragama kepada masyarakat.
Menurut Khairul, dengan keilmuan yang menjunjung tinggi nilai toleransi, mahasiswa menjadi garda terdepan mengedukasi masyarakat akan pentingnya penguatan moderasi dalam kehidupan bermasyarakat.
“Perguruan tinggi menjadi ujung tombak penerapan moderasi beragama di masyarakat dan di lingkungan sekitar,” ungkap Khairul Azhar yang juga menjabat sebagai Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Aceh Barat.
Hal itu disampaikan Khairul saat menyampaikan materi moderasi beragama bagi organisasi mahasiswa STAIN Teungku Dirundeng di Gedung Pendidikan Terintegrasi kampus setempat, Selasa 28 Mei 2024.
Khairul Azhar mengatakan, secara definisi moderasi beragama mudah didapatkan, namun penguatan moderasi beragama ini belum final. Penguatan moderasi beragama bertujuan untuk mendapatkan nilai keseimbangan dalam beragama.
Moderasi beragama memiliki cara pandang seimbang, yaitu tidak ekstrim kiri dan tidak ekstrim kanan, akan tetapi berada di tengah-tengah.
“Sikap ini harus dikembangkan oleh mahasiswa STAIN Teungku Dirundeng yang menjadi contoh bagi masyarakat,” tambahnya.
Khairul menjelaskan, sifat ekstrem mempunyai konotasi buruk, karena mengandung makna berlebihan terhadap sesuatu yang jelas buruk, seperti sifat kesombongan. Bahkan, hal yang dianggap baik pun, jika itu berlebih-lebihan, implikasinya dapat menjadi buruk.
Sedangkan berlebih-lebihan dalam beragama yang kontra moderasi dapat terjadi ketika seorang pemeluk agama mengkafirkan saudaranya sesama pemeluk agama hanya karena berbeda paham dalam keagamaannya.
Selain itu, seseorang dapat disebut berlebihan dalam beragama, ketika dengan sengaja merendahkan agama orang lain, atau gemar menghina figur atau simbol suci agama tertentu.
“Kasus semacam ini, ia sudah terjebak dalam ekstremitas yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip moderasi beragama,” pungkasnya.[]