Jalanan depan markas TNI AU Blang Bintang relative padat, Jumat sore 23 Mei 2025. Deretan roda empat terparkir berjejar panjang.
Sejumlah warga lalu-lalang. Tukang parkir 'dadakan' terlihat sibuk mengatur lalu-lintas. Suasana sekitar landasan Bandara SIM saban musim haji, apalagi siang memang lain.
Ada belasan keluarga yang duduk beralas tikar duduk di atas gundukan tanah. Mereka seolah sedang berekreasi menikmati angin sepoi-sepoi dengan pandangan mengarah ke landasan pacu Bandara Blang Bintang Aceh Besar.
Para penjual jajanan memanfaatkan momen ini untuk raup untung. Ada penjual kacang, jagung hingga siomay. Sejumlah anak anak berlari kecil sambil menenteng jajanan di tangan.
Area yang biasanya lumayan sepi seakan berubah menjadi pasar dadakan selama musim haji.
"Pesawat, pesawat," teriak mereka saat Garuda Indonesia terlihat memutar di landasan.
Saat deru mesin pesawat terdengar. Para warga ini mendadak berdiri. Tangan kanan mereka seperti terkomando melambai. Entah terlihat para penumpang di dalam pesawat atau tidak, lambaian tangan tadi terus berlangsung hingga pesawat take off dan mengudara jauh ke langit Aceh.
"Mak sehat-sehat sabe beh," teriak seorang wanita dari tempat penulis berdiri.
Wanita tadi belakangan diketahui bernama Safrina, 37 tahun, asal Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.
Safrina mengaku sudah berangkat dari kampung halamannya sejak dua hari lalu demi mengantar orang tuanya yang dipanggil untuk berangkat ke Tanah Suci.
"Mamak daftar haji sama ayah tahun 2012 lalu. Namun ayah meninggal 2019 lalu. Jadi mamak berangkat sendiri," kisah Safrina.
Dirinya mengaku berat hati melepas kepergian orangtuanya seorang diri ke Tanah Suci. Namun di sisi lain juga tak bisa menggantikan posisi almarhum sang ayah.
"Anak-anak masih kecil. Tak bisa ditinggal," ujar Safrina.
Rusdi, 43 tahun, suami dari Safrina, mengaku senang bisa mengantar istri dan keluarganya ke Banda Aceh untuk melepas keberangkatan sang mertua ke Tanah Suci.
"Tadi pagi sudah ke Asrama Haji, sempat ngobrol sebentar dengan mertua. Ini ke bandara untuk lihat keberangkatan," ujar petani pala ini lagi.
"Meski hanya sekedar menatap dari jauh, tapi kami cukup senang," timpal Safrina.
Kisah serupa juga disampaikan oleh Rijal Angkat, 27 tahun, asal Singkil. Pekerja sawit ini mengaku meminta izin dari toke-nya di Singkil untuk berangkat ke Banda Aceh bersama keluarga guna melepas keberangkatan sang ayah ke Tanah Suci.
"Semalam di Asrama Haji. Tadi pagi juga sempat jumpa sebentar. Ini ke bandara untuk melepas keberangkatan," ujarnya dalam bahasa Indonesia terpatah-patah.
Sebagaimana yang perlu diketahui, Kloter 6 jemaah haji Aceh dilepas oleh Bupati Aceh Selatan. Ini karena jemaah terbanyak Kloter 6 berasal dari Aceh Selatan.
Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS berharap para jemaah haji yang tergabung dalam Kloter 6 dapat focus menjalankan ibadah selama di Tanah Suci Arab Saudi.
Menurutnya, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh para jemaah selama di tanah suci. Namun hal tersebut tentu bukanlah hal yang berarti pagi warga pilihan yang menunaikan haji pada 2025.
Hal ini disampaikan Bupati Mirwan saat melepas keberangkatan Jemaah haji Kloter 6 Aceh, di Aula Jeddah, Asrama Haji Banda Aceh, Jumat pagi 23 Mei 2025. Pelepasan ini turut dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Aceh sekaligus Ketua PPIH Embarkasi/Debarkasi Aceh Drs. Azhari M.Si, para Kakankemenag kabupaten kota serta unsur pimpinan pemerintah daerah lainnya yang tergabung dalam Kloter 6.
"Berangkat ke tanah suci adalah impian semua umat Islam," kata Mirwan.
"Ibu-bapak yang berangkat hari ini adalah orang-orang pilihan. Harus fokus menjalankan ibadah selama di Tanah Suci."
"Harus memperbanyak sabar dan keikhlasan. Seperti saat antri (ke kamar kecil-red)," ujar dia.
Jemaah haji kloter 6 sudah memasuki Asrama Haji Embarkasi Aceh di Banda Aceh, Kamis malam 22 Mei 2025. Kloter ini berjumlah 386 jamaah, yang terdiri atas 157 laki-laki dan 229 perempuan. Lalu ditambah 7 orang petugas, sehingga totalnya ada 393 orang.
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari, Kamis (22/5/2025) mengatakan, jemaah kloter 6 berasal dari lima kabupaten/kota.
Ia merincikan Aceh Selatan 124 jemaah. Aceh Tenggara 121 jemaah. Aceh Singkil 64 jemaah. Subulussalam 56 jemaah. Dan Simeulue 21 jemaah.
Katanya, jemaah termuda adalah Hendra Arba Sahputra asal Subulussalam, yang berusia 20 tahun.
Sementara Jemaah tertua adalah Darwiyah Dandam Syuhim yang berusia 90 tahun asal Aceh Selatan, ia lahir 17 Oktober 1934.
Jamaah kloter 6 akan bertolak ke Arab Saudi melalui Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat (23/5/2025) pukul 17.55 WIB.
Mereka diperkirakan mendarat Bandara King Abdul Aziz Jeddah pukul 22.00 Waktu Arab Saudi atau pukul 02.00 dinihari waktu Indonesia. Para Jemaah akan menempati Hotel Abeer Al Fadila,sektor 9, Wilayah Misfalah, Makkah.
Kembali ke bandara, warga mulai bubar jelang magrib tiba. Suasana yang tadinya ramai berubah sepi kembali saat garis-garis merah muncul di cakrawala.