Kantor Kementerian Agama Kota Sabang melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan bertempat di aula MAN Sabang. Senin, 30 Juni 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh para tokoh agama, perwakilan organisasi masyarakat, pemuda, serta unsur organisasi lainnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sabang H Samsul Bahri SAg dalam arahannya menegaskan bahwa konflik sosial berbasis agama harus diantisipasi sejak dini melalui penguatan komunikasi dan mengedepankan dialog.
"Kita harus hadir lebih awal untuk mencegah api konflik. Deteksi dini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita semua sebagai elemen bangsa. Sabang sebagai kota wisata yang damai harus terus kita jaga dari segala potensi perpecahan," ujarnya. Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut Kasubbag TU Eriadi ST dan Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Sabang.
Dalam sesi pemaparan, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Sabang yang diwakili oleh Abi Bardi Akarta menyampaikan bahwa perbedaan dalam praktik ibadah tidak boleh menjadi sumber pertentangan.
"Kita tidak boleh ribut hanya karena perbedaan dalam masalah fiqh seperti qunut atau tidak qunut. Mari kita kedepankan sikap kebersamaan, karena umat ini butuh persatuan, bukan perpecahan," ujarnya.
Dalam pantauan kontributor, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi terbuka dan studi kasus yang memberikan ruang bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dalam merespons dinamika sosial keagamaan di lingkungan masing-masing.