Lhokseumawe (Humas)---Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh menyalurkan bantuan biaya pembelajaran daring kepada 14 dayah dalam kota Lhokseumawe.
Penyerahan tersebut dilakukan pada silaturahmi Kakanwil Kemenag Aceh dengan Walikota Lhokseumawe, para alim ulama, tokoh masyarakat dan ASN di lingkungan Kemenag Kota Lhokseumawe, di aula MAN 1 Lhokseumawe, Kamis, 24 September 2020.
Secara simbolis penyerahan bantuan tersebut diserahkan oleh Kakanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal, Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, Ketua DPRK Ismail Manaf, dan Kakankemenag Lhokseumawe Drs H Boihakki MSos.
Kakanwil mengatakan bantuan ini sebagai upaya dan bentuk perhatian Kemenag untuk dayah di Aceh.
"Bantuan ini kita salurkan ke seluruh Aceh, kita berharap bermanfaat bagi kalangan dayah di tengah covid-19," katanya.
Ia mengatakan supaya bantuan ini memberi faedah bagi pendidikan di dayah dalam rangka menjaga keberlanjutan keagamaan yang lebih baik bagi para santri.
"Di dayah juga, kami berharap abu-abu dan pimpinan dayah tetap menjaga protokol kesehatan, sehingga tidak muncul cluster-cluster baru di dayah," ucapnya.
Iqbal juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah Lhokseumawe atas kepedulian dan perhatiannya kepada Kementerian Agama.
"Kami merasa berbahagia, dapat berkumpul disini, bersama-bersama untuk mewujudkan kebaikan, dalam bingkai silaturrahmi," kata Iqbal.
Menurutnya, silaturrahmi dengan pemko, ulama dan para tokoh masyarakat akan membawa berkah.
"Semoga silaturrahmi terus terjaga, terawat dengan baik. Kami mohon kepada Bapak Walikota dan para ulama untuk mendukung kami dalam menjalankan berbagai program dalam menjalankan visi misi Kementerian Agama," harap Iqbal.
Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya dalam sambutannya mengharapkan para ulama dan pimpinan dayah untuk berperan aktif mencegah penyebaran virus covid-19.
"Selama ini, kami terus mendukung berbagai pendidikan keagamaan, kami minta ulama dan tokoh masyarakat ambil peran dan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan sekitar, abu-abu kami yang terhormat kami harapkan menjadi corong untuk pencegahan virus ini," katanya.
Karena itu, kata Suaidi, di pesantren juga kita izinkan untuk melakukan pembelajaran, tapi dengan syarat harus memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
"Tetap memakai masker di dayah, mencuci tangan, menjaga jarak, dan selalu menjaga kesehatan, santri-santri harus dapat terjamin terhindar dari virus corona," jelasnya.
Penyaluran biaya pembelajaran daring ini diserahkan masing-masing mendapat Rp.15 juta per pesantren.[]