Idi-KemenagNews (4/5/2013) Setelah jum’at dan menghabiskan lelah di sebuah rumah makan, rombongan Kemenag Aceh Timur bersama tim penilai dari Kanwil provinsi Aceh memasuki rumah sederhana namun memiliki halaman yang sangat luas. Rumah ini adalah rumah salah satu tokoh, orang tua sekaligus guru bagi Kemenag Aceh timur. Rumah ini adalah rumah Bapak M. Yusuf Abdullah. Rumah yang terhitung jauh dari kota kecil di sebuah kecamatan simpang ulim dengan desa yang akrab disebut Arakundo. Sebuah desa yang memiliki sejarah panjang semasa konflik dulu.Bapak M. Yusuf Abdullah adalah seorang guru bahasa arab dan tafsir hadits di Man Simpang Ulim dan juga dosen di Stain Zawiyah Cut Kala. Sosok yang telah berambut putih ini sudah memasuki umur 74 tahun namun tetap mesra dengan istri yang duduk di samping beliau. Selama acara turut hadir Kakankemenag Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan, Kasi Bimas Islam, Segenap Muspika plus di kec. Simpang ulim, tokoh masyarakat dan perwakilan KUA dan staff Kemenag Aceh Timur. Rumah bapak M. Yusuf Abdullah menjadi tempat yang dikunjung tim penilai dikarenakan beliau adalah sosok yang telah berhasil membangun keluarga sakinah di tingkat Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan pemilihan Keluarga Sakinah adalah kegiatan nasional. Dimana pada tahun sebelumnya di tingkat nasional yang terpilih adalah seorang dosen di ITB Bandung dengan 8 anak hafidz quran, 6 diantaranya sudah mampu hafidz 30 juz dan kuliah hingga ke jerman.Selama kegiatan Ketua tim penilai, Drs. H. Cut Ali Manyak, MM yang asli dari Meureudu, pidie jaya ini memuturkan kegiatan ini yang utama adalah silaturahmi. Disamping itu, beliau juga sempat berpesan kepada Kepala KUA setempat agar penyuluh ada disetiap desa untuk membantu masyarakat dan menjaga masyarakat agar kejadian isu aliran sesat tidak terulang kembali bekerjasama dengan camat, TNI dan Polsek jika diperlukan. Adapun yang menjadi penilaian yang dilakukan untuk pemilihan keluarga sakinah di tingkat provinsi Aceh diantaranya adalah bagaimana sosok terpilih berkemasyarakatan atau terlibat dalam ormas, kesuksesan keluarga atau pendidikan anak, jumlah banyak anak juga mendapat poin tinggi dalam penilaian, kebermanfaatan di masyarakat bagaimana? Di luar acara, M. Imran selaku tim penilai asli dari Beureneun menambahkan bahwa kehadiran perpustaakan dan perwakilan masyarakat saat acara juga menjadi pertimbangan. Jika terpilih nanti maka di Banda Aceh akan kembali diuji. Beberapa penilaian yang menjadi pantauan dari jauh adalah bagaimana kebersamaan sosok terpilih apakah mereka mesra selama berada di tempat acara. Apakah suami mengajak istrinya berjamaah, apakah istri menghidangkan makanan buat suami. “Ini juga menjadi poin yang dinilai da tidak bisa direkayasaâ€, demikian menurut M. Imran selaku tim penilai yang juga aktif bekerja sebagai pelaksana seksi pemberdyaan KUA Bid. Urais dan binsyar.Semoga bapak M. Yusuf Abdullah yang juga aktif sebagai kedua dewan pengawas mesjid dan memiliki anak yang aktif dalam kegiatan organisasi masyarakat di PNPM Simpang Jernih serta Guru di MTsN Cut Kala ini dapat terpilih mewakili Aceh Timur. Semoga kita semua yang hadir dan membaca berita ini tak mau kalah membangun keluarga sakinah, sebagaimana pak M. Yusuf Abdullah dan Dosen ITB tersebut. Beu jaya Aceh. Beujaya Nanggroe. (Ibnu Muzab Ary/Jamal)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242