[ Meulaboh | Jufrizal ] Kebersihan dan keindahan kantor sangat ditentukan oleh warga kantor itu sendiri, pimpinan dan pegawai atau penghuni kantor tersebut akan menjadi penentunya. Menyerahkan kebersihan dan keindahan kantor kepada petugas kebersihan kantor saja tidaklah akan membuat kantor benar-benar bersih dan indah.
‘Kebersihan pangkal keindahan’. Slogan itu mungkin tidak asing lagi ditelinga kita. Tapi slogan itu tidak akan pernah terwujud di jika kebersihan kantor hanya diserahkan kepada petugas kebersihan saja untuk menjaga dan memastikan kebersihan kantor, maka petugas atau pesuruh yang menyambil melaksanakan tugas-tugas kebersihan kantor disamping tugas-tugas lain, tidak akan mampu membuat kantor bersih. Lagi pula jika menyerahkan hanya kepada petugas kebersihan tanpa partisipasi warga kantor lainnya tentu saja tanggung jawab kebersihan itu akan lebih rendah kadarnya.
Sejatinya kebersihan dan keindahan kantor menjadi tanggung jawab semua warga kantor. Maka dari itulah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat H. M. Arif Idris, MA tidak pernah bosan selalu mengigatkan kepada warga kantor untuk selalu peduli pada kebersihan da keindahan kantor, seperti baru baru ini Kakankemenag meghimbau kepada seluruh warga kantor agar pada setiap hari Rabu dan Jum’at wajib memebersihkan ruang masing masing di samping pembersihan di kerjakan oleh petugas kebersihan.
Kakankemenag selalu memamantau apakah benar setiap ruangan benar benar bersih, misalnya dalam hal sekecil kecilnya memastikan tidak ada puntung rokok bertaburan dan berserakan sembaranagn dimana mana, bahkan beliau tidak sungkan turun langsung memumngut dan membersihkan sendiri jika melihat sampah berserakan. Pak arif pernah menegur langsung bawahannya yang kebiasaan membuang puntung rokok di pot bunga” tanaman ( bunga) itu tidak bisa merokok, jadi jangan paksa mereka merokok, meraka cuma butuh air dan pupuk” begitu sindir pak arif.
Target yang yang harus diharapakan beliau sesungguhnya adalah lahirnya ‘budaya bersih’ di lingkungan kantor. Budaya bersih berarti sikap yang dimiliki oleh setiap komponen kantor untuk secara terus-menerus menjaga dan memelihara kebersihan kantor. Setiap warga kantor menjadikan sikap tetap ingin bersih ini menjadi sikap sehari-hari selama berada di kantor bahkan sampai di rumah atau di tengah masyarakat. Terutama warga kantor, selalu berusaha melaksanakan dengan cara mencontohkan bagaimana kebersihan dan keindahan harus dilaksanakan.
Ketika seorang warga kantor melintas atau berjalan di teras atau di lorong-lorong kantor, dia tidak membiarkan sampah berserakan begitu saja. Sekecil apapun sampah yang ditemukan di tempat-tempat itu tidak dibiarkan begitu saja. Jika tidak ada petugas kebersihan yang bisa membantu membuang sampah itu, dia sendiri dengan sadar memungut dan membuangnya ke dalam tong sampah yang ada. Begitu juga ketika di dalam ruang kerja atau di ruang-ruang lainnya, pegawai senantiasa bersikap dan bertindak untuk dan demi keberishan, pegawai tidak membiarkan sampah berserakan walau sekecil apapun sampah itu. Imbuh beliau.
Jika semua warga kantor sudah memiliki sikap seperti itu, itulah bukti bahwa kantor ini sudah memiliki budaya bersih. Budaya bersih inilah yang wajib ditumbuhkan oleh kantor bagi warganya. Dengan memiliki budaya bersih setiap warga kantor akan merasa bertanggung jawab terhadap pentingnya keberishan kantor. Dari situlah akan datang keindahan yang menjadi harapan kantor. Budaya bersih adalah kunci akan terwujudnya keindahan kantor, “ bersih itu indah, dan indah itu sudah tentu bersih, jika sudah indah dan bersih maka dengan sendirinya akan timbulah semangat kita dalam bekerja”.