[Meureudu | Yakub] Naufal Raziq, anak cerdas (kelahiran 20 Maret 2002) ini, bukan siswa dari Pidie Jaya, daerah yang sedang merehabilitasi dan merekonstruksi bangunan pascagemba Desember lalu. Putra berpostur sedang-sedang saja ini, masih beralamat di Jalan Ahmad Yani, Gampong Baru, Langsa Lama, Kota Langsa.
Namun, oleh PT Petamina EP, ia diajak membagi ilmu kelistrikan pada korban gempa Pidie Jaya. Sebelumnya, masyarakat Tampur Paloh, sudah memanfaatkan penemua Naufal. PT Pertamina EP merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang bergerak di sektor hulu.
Naufal menemukan khasiat lain batang kedondong, batang kuda-kuda (bak keurundong atau geurundong pageue), lebih dari sekadar, tiang pagar kebun (jeuneurob), makanan binatang, rujak jika berbuah, dan kayu bakar jika batangnya kering.
Naufal yang bercita-cita jadi ilmuwan ini, siswa MTsN Langsa Lama, Langsa. Anak laki-laki sulung dari pasangan Supriaman dan Deski ini telah mengharumkan madrasah, kota asal, dan Aceh. Meskipun eksperimennya hingga 80 kali, baru hasil baiknya teruji dan bisa diandalkan. Dia keluarkan setrum dari bak geurundong, jadi cahaya, dengan kapasitas sementara 2 volt.
Sejak memenangkan Juara Harapan I, lomba Inovasi Pemkab Pidie, dia yang baru 13 tahun, eksperimenkan cobaannya pada mangga (bak mamplam) dan kedondong, sebelumnya pada buah kentang (boh gantang) direndam dan dua logam di dalamnya.
Saat kelas 2 madrasah yang tak jauh dari Bustanul Ulum Langsa itu, ia menjuarai Teknologi Tepat Guna (TTG) se-Aceh, rangking II. Saat itu lomba terakhir, Oktober lalu, ia ikuti di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh.
Kata Naufal, anak dua bersaudara ini, saat sebelum lomba itu, ia suka baca buku IPA, bahkan sejak kelas 6 SD. Teorinya ia ingat, dari guunya, zat asam bisa menjadi sumber energi listrik. Ia cobai pada kentang, lalu selanjutnya pada geurundong, menggunakan tester digital.
Didampingi sang ayah, Supriaman anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku sebelumya sudah melakukan percobaan pada sejumlah pohon yang mengandung zat asam seperti mangga dan belimbing. Berdasarkan hasil uji, keurundong pageu memang yang mengandung kadar asam tertinggi dengan perbandingan 8 batangnya, menghasilkan 6 volt energi listrik. Energi listrik akan tetap mengalir sepanjang pohon kuda-kuda itu hidup dan masih menyimpan asam.
Mula-mula, media yang digunakan berupa lempengan besi yang menghubungkan kabel pada power supply dengan pohon kuda-kuda. Lalu arus energi dari pohon ke perangkat power suply diganti dengan cara dibor.
Dua buah power supply berbentuk persegi panjang yang memuat kabel sebagai penghantar listrik serta kapasitor menghubungkan bak geurundong untuk menghidupkan 8 buah lampu berkapasitas 3 watt. Jika tanaman bergetah ini dibiarkan, ia bisa panjang umur hingga saru dasawarsa.
Anita, salah satu gurunya, dan ikut dampinginya. Juga Fakrayanti, ibu guru dari MTsN yang membawanya ke kontes TTG. Uang pembinaan senilai Rp 9 juta digunakan untuk pembeli perangkat belajar seperti laptop, printer, serta jajan lainnya guna pengembangan hasil temuan tersebut.
Dalam ulang tahun Kemenag, HAB ke 71, tiga hari lalu, patut kita apresiasikannya. Bahwa di tangan Naufal kecil, bak geurundong pagar, tak hanya jeuneurob, umpan kambing, dan apotik hidup, juga jadi listrik yang bernilai ekonomis. Apalagi ada pihak, seperti Pertamina, yang merangkul, dan mengajaknya ke Pijay. Lebih-lebih jika sedang musim lampu, kita masuk lebih ingat pada setrum ala Naufal. []