[Jambi | Muhammad Yakub Yahya] Beragam kiat ditempuh official dan pelatih, dalam memompa, memotivasi peserta agar terus serius, percaya diri, dan tampil maksimal. Seperti seriusnya kafilah saat tiga-empat hari di UPTD PPQ/LPTQ Dinas Syariat, Banda Aceh. Sebagaimana seriusnya saat latihan prapembukaan di MTsN Olak Kemang, Teluk Danau, Kota Jambi.
Meskipun panitia Kanwil Kemenag Aceh, ada yang pulang duluan dan diganti dengan yang lain, semangat peserta tidak kendur. Meskipun panas Jambi sampai 35 derajat, hot; tapi hati kafilah selalu dingin, cool cool.
Walaupun beberapa peserta Aceh kelihatan ‘demam tenda’, saat di depan ‘layar online’, di depan Dewan Hakim dan Panitera dalam tenda putih mirip di ‘Arafah’. Tapi sekembali ke Posko, peserta dan pendamping/pelatih ‘disuguhi’ kapsul motivasi. Kapsul yang di dalamnya bukan bubuk obat biasa, tapi kertas dibalut rapi dan dicincini, yang berisi kata-kata bijak.
Meskipun sampai hari kelima MQK (Musabaqah Qiraatil Kutub) V di Jambi, ada dua tiga yang sempat sakit ringan, ada kambuh maag, kambuh gigi, dan keanginan, dengan Kapsul Motivasi, angin dan pegal lelah, cepat berlalu.
Kapsul pertama, ‘diminum’ pagi, mengajarkan dan menyindir pelatih yang apa-apa pasang gengsi meski mahal, “Gengsi adalah kebanggaan kosong atas kelebihan yang dibiayai dengan kekurangan (Mario Teguh).”
Soal menang kalah, “Pemenag berkata: ‘Ini mungkin sulit tapi masih mungkin dilakukan. Pecundang berkata: ‘Ini mungkin tapi terlalu sulit,” isi satu kapsul.
“Orang-orang pandai selalu merasa dirinya bodoh; orang-orang bodoh selalu merasa dirinya pandai,” tertera pada ‘kapsul siang’ yang lain.
Orang bijak mengingatkan, “Jangan kamu bilang, ‘Wahai Allah masalahku sangat besar; tapi katakanlah wahai masalah, Allah Maha Besar,” kata ‘kapsul malam’ lain.
Jelang tidur malam (5/9) kapsul ‘diminum’ lagi, isinya, “Orang berpikir besar tidak akan terhenti atau terganggu oleh masalah-masalah kecil.”
Jika ‘diminum’ malam, bersama, di bawah awan malam Jambi yang berasap, di halaman posko yang berdekatan dengan kawan 7 provinsi lain, di antara peserta yang mengulang Kitab Kuning, tampak seru, apalagi Alfirdaus (Ahli Falak) yang membaca dengan keras-kerasnya, meriah.
Ya betul, nama di botol ‘obat luar’, yang dibeli Ustadz Alfirdaus dan Ustadz Muzakkir, dari arena mirip Padang Arafah itu, memang untuk mengobati kurang gairah, loyo, kelesuan, malas, murung, dan lemas.
Aturan pakai di botol kaca itu, 3 x sehari. Maka kafilah pun, jika sudah sampai jam ‘makan’, ada yang mengingatkan, vitamin motivasi, Kapsul Motivasi, siapa mau ambil! “Jika ada lebih kapsul, akan dibawa pulang ke Kanwil dan dibuka di kantin, insya Allah,” janji Maimunsyah.
Kembali ke ‘Padang Arafah’ tadi. Berada di Lokasi MQK Nasional ke V, sejenak kita akan tertegun. Lokasi yang terbilang cukup luas ini dipenuhi tenda berwarna putih. Spontan ingatan kita akan tertuju pada tenda-tenda yang terpasang di Padang Arafah tempat jemaah haji wukuf, karena bentuknya mirip hanya jumlahnya saja yang berbeda. Marhalah (arena tingkatan lomba) pun dipenuhi puluhan tenda besar.
Tenda ini berjejer di Komplek Pondok Pesantren As’ad yang memiliki luas lebih kurang 15 hektar. Pesantren As’ad merupakan salah satu Pesantren Ma’had Aly yang hanya ada beberapa pondok di Indonesia. Mungkin inilah alasan Pemprov Jambi memilih Ponpes As’ad sebagai lokasi MQK Nasional kali ini. Di tenda-tenda inilah setiap cabang lomba dilaksanakan.
Namun sangat disanyangkan, bukan hanya tenda-tenda ini saja yang mirip dengan Padang Arafah, cuacanya pun hampir sama panasnya Arab. Setiap kontingen bisa merasakan cuaca yang begitu panas di area yang berjarak lebih kurang 10 km dari pusat kota ini, kecuali naik ketek (jalo, perahu) yang memotong jarak.
Ditambah lagi kondisi udara yang dipenuhi debu, karena area ini baru dibuka dan masih tanah gersang. Namun kondisi ini tidak mengganggu kegiatan MQK ini secara keseluruhan. Kontingen Aceh pulang pergi antara Posko dan Arena MQK. Apalagi yang ada hobby belanja yang ‘aneh-aneh’ seperti Ustadz Muzakkir tadi.
Di ‘Arafah’, peserta tetap bersemangat mengikuti setiap kegiatan lomba. Bahkan panitia memberikan hiburan kepada peserta dan masyarakat dengan mendatangkan Hadad Alwi tadi malam. Sehingga, masyarakat Jambi tumpah ruah di lokasi dan menimbulkan kemacetan total. [inmas]