[Banda Aceh | Alfir] Tim Hisab dan Rukyat Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh, mengukur arah kiblat untuk pembangunan Masjid dan Asrama Dayah Al Muhajirin PERTI Kuta Baro Aceh Besar, Selasa (20/01).
Tim kalibrasi kiblat yang dipimpin oleh Muzakkir, S.Ag serta didampingi oleh beberapa tenaga Ahli Badan Hisab Rukyat, melakukan pengukuran posisi arah kiblat di masjid tersebut mulai pukul 09.30 WIB, pengukuran ini berjalan lancar walau para pencari Ka’bah ini harus berpanas panasan di bawah terik matahari di pagi menjelang siang ini.
Tim juga mengukur kembali arah kiblat untuk Mushalla Dayah Darul Muarrifah Istiqamatuddin Abu Mamplam Golek yang langsung didampingi oleh Tgk Muhafat dan Tgk. H. Mufadhal, Pengasuh Dayah yang terletak tak jauh dari kota Lam Ateuk Kuta Baro.
Beberapa civitas dayah juga ikut menyaksikan pengukuran arah qiblat tersebut, bahkan sebagian mereka berdiskusi dan menanyakan beberapa hal mengenai pentingnya mengukur arah kiblat. “Apakah pengukuran kiblat ini hanya dilakukan dengan alat seperti theodolit?” tanya Tgk. Ibnu, salah seorang tenaga pengajar Darul Muarrifah.
“Pengukuran kiblat dapat dilakukan dengan berbagai metode, bayang-bayang matahari, segitiga bola, rubu’ mujayyab, hingga theodolite dapat digunakan, semua arah yang ditunjuk akan sama, hanya terjadi perbedaan akurasi sesuai dengan ketelitian pengukur dan instrument yang digunakan.”
Jawab Alfirdaus Putra, salah satu tenaga pengukur kiblat Kemenag Aceh. “ketelitian menjadi hal yang mendasar untuk mengukur arah kiblat, sehingga tidak bergeser dan salah arah, kesalahan pengukuran satu derajat akan berakibat pergeseran puluhan kilometer dari Ka’bah,” lanjut alumni Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry ini.
Tim BHR kemudian memberikan tanda pada hasil pengukuran dengan menarik garis arah kiblat dan garis shaf, serta ditandai dengan paku serta garis untuk memudahkan pengurus dalam menentukan arah kiblat di masjid dan mushalla tersebut. [yyy]