[Banda Aceh | Yakub] Jika Ketua Panitia acara Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengawas dalam Penguasaan IT Tahun 2017, Khairul Azhar SAg, menyebut pengawas itu garda terdepan pendidikan madrasah, sekaligus ujung tombak madrasah, maka Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh dalam sambutan dan paparannya, sampaikan bahwa pengawas menjadi faktor pendukung mutu pendidikan.
Pengawas umumnya dari guru, yang bersentuhan dengan anak didik. "Pengawas itu jari-jari manis yang menjadi tempat lahirnya generasi manis di masa mendatang," ucap Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh, yang diwakili Kabag TU Drs H Asy'ari, saat membuka acara di Oasis Hotel Banda Aceh, Rabu (1/2).
Katanya didampingi Kabid Penmad, sekarang pengawas lebih diperhatikan, sebagaimana juga guru. Ini juga berkat perjuangan generasi sebelum kita ini, yang perlu kita hargai.
"Saya masih ingat ujaran Pak Bahrul Hayat, bahwa kita tidak boleh dengki dan marah, tapi tidak boleh hilang catatannya," kutipnya, di depan undangan, dari para Kabid dan jajarannya.
"Ke depan, kita dituntut pada kurangnya pengawas madrasah selama ini," sambungnya, dalam sambutan pembukaan, sekaligus menyampaikan materi.
"Ada lima komponen yang menentukan mutu pendidikan. Ada madrasah, kepala, guru, dan komite, dan di atasnya ada pengawas," jelasnya dalam acara yang akan berakhir Jumat (3/1) depan.
"Sekarang pengawas juga dituntut pengawas menguasai IT. Bagaimana bisa pengawas harus sama ahli bahkan lebih ahli daripada guru yang diawasi," ajaknya di hadapan 42 peserta kali ini.
Sebut Kabag TU, "Jika kita 'tidak mengikuti IT', maka kita akan mundur 20 tahun. Jika kita bilang 'ini tidak mungkin', berarti kita mundur 10 tahun lagi." []