Banda Aceh (Yakub)--Dalam amanat apel pagi Senin (14/10) kemarin, Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Daud Pakeh sampaikan sejumlah poin penting serta beberapa harapan pada keluarga besar Kementerian Agama.
Di depan para Kabid dan jajarannya serta para Pembimas, selain menyampaikan prestasi Aceh dalam ajang Pekan Kreativitas Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) di Makassar, harapan untuk penyelesaian realisasi anggaran 2019, Kakanwil juga teruskan pesan Menag (dari raker haji) untuk tidak menebarkan konten dan berita hoaks lewat medsos.
Di halaman Kanwil, dalam apel awal pekan, pertengahan Shafar 1441 H ini, Kakanwil sampaikan, bahwa bersama Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) H Samhudi SSi, Kemenag RI baru saja selesaikan Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 1440 H/2019 M.
Raker yang diikuti Kakanwil se Indonesia, Kabid PHU se Indonesia, Kepala UPT Asrama Haji se Indonesia, ASN serta Pejabat pada Ditjen PHU, serta perwakilan Kementerian/Lembaga terkait, yang berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (8/10) itu, dibuka Menag Drs H Lukman Hakim Saifuddin.
"Alhamdulillah, hasil evaluasi haji tahun ini sangat baik, secara umum jemaah memberikan testimoni yang baik, apalagi zonasi masing-masing tempat juga sangat luar biasa," ungkap Kakanwil.
"Inovasi haji terus dilakukan, dan fokus peningkatan pelayanan haji serta manasik, harus lebih bagus, tahun 2020 lebih baik dan tepat sasaran. "Substansi pada perubahan adalah pada manasik haji," sebut Daud Pakeh.
Menag, lanjut Kakanwil, berharap sekembalinya dari tanah suci, jemaah haji kembali sebagai haji mabrur. Dan kemabruran tersebut dapat mewujud pada peningkatan kualitas bangsa.
"Jadi jemaah haji kita yang jumlahnya terbanyak setiap tahunnya itu, diharapkan memiliki dampak sosial yang positif juga sepulangnya ke tanah air," harap Menag, sebagaimana dilansir kemenag.go.id.
Untuk itu, ia pun mencanangkan 2020 menjadi tahun peningkatan kualitas manasik haji. Untuk itu, jemaaah perlu memiliki pengetahuan lengkap tentang pelaksanaan haji.
Menag menjelaskan pengetahuan haji tidak hanya kaifiyah manasik saja tapi juga soal filosofi haji. Menurutnya ada makna lebih mendalam mengenai manasik haji seperti tawaf, sa'i dan wukuf haji.
"Sehingga setiap jemaah haji setelah berhaji wawasannya bertambah. Kemabruran harus mewujud meningkatkan kulaitas mansik haji sehingga kedepannya juga berkorelasi positif untuk kualitas bangsa keseluruhan," ujar Menag.
Senada dengan Menag, Dirjen PHU Prof Dr H Nizar Ali MAg menyampaikan selama kini saatnya dilakukan peningkatan layanan haji dalam hal bimbingan ibadah.
"Setelah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam layanan akomodasi, transportasi, konsumsi bahkan kesehatan, tiba gilirannya prioritas peningkatan dialihkan pada layanan yang tidak kalah penting dan justru menjadi jantung dari ibadah haji itu sendiri, yakni layanan bimbingan ibadah," katanya.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Arab Saudi H Agus Maftuh Abegeibril menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan haji Indonesia yang dinyatakannya telah sukses dilaksanakan.
Menurut Agus, apresiasi ini tak hanya datang dari dirinya, tapi juga dari negara-negara lain. "Bahkan Raja Saudi menyebut penyelenggaraan haji Indonesia excellent. Dengan jumlah jemaah haji terbesar, tetapi semuanya dapat terorganisir dengan baik," ulas Agus.
Acara pembukaan diikuti dan dibahani materi juga oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr Eka Jusup Singka dan Deputi Koordinasi Bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono.
Sehubungan dengan harapan Menag tyang meminta agar tahun 2020 dijadikan sebagai momentum peningkatan kualitas manasik haji dan untuk memudahkan proses pembimbingan ibadah, maka kloter haji akan dibentuk berbasis kecamatan.
"Pengkloteran akan dibentuk berdasarkan jemaah haji perkecematan, sehingga memudahkan KBIH untuk melakukan bimbingan dan pendampingan jemaah," tegas Nizar saat menerima Pengurus Pusat Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (PP FK-KBIH) di kantornya, Senin (14/10) kemarin.[]