Takengon (Inmas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs H M Daud Pakeh kenalkan dua tokoh anak bangsa yang peduli pendidikan dalam film dokumenter "Cahaya di Atas Bukit" di malam pemutaran film tersebut di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Aceh Tengah, Jum'at (15/12) malam.
"Tujuan kami membuat film ini tidak lain adalah untuk memperkenalkan Tanah Gayo ke dunia," ujar Kakanwil.
Selain itu kami ingin memperkenalkan sosok pribadi dua tokoh anak bangsa yang peduli pendidikan anak-anak pedalaman di film itu, tambah Kakanwil.
Film Cahaya di Atas Bukit hingga saat ini ditonton dan diakses lebih dari 2000 kali di Youtube.
Yang pertama ada sosok ibu Sulastri dari Kala Wih Ilang, kemudian Pak Jufri dari Jambo Rambong, sebut Daud Pakeh.
Dua tokoh tersebut adalah perintis berdirinya madrasah sebagai cahaya di atas bukit di pedalaman dua kabupaten tersebut.
Ada Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Kautsar yang dindingnya terbuat dari tepas bambu.
Di Aceh Tamiang, Jufri Pendiri MIS al-Kausar jadi inspirasi banyak orang karena Jufri dan istrinya yang mendirikan sekolah ini tidak bersekolah, hanya menjalani pendidikan dasar selama 6 bulan saja, kemudian kenyataan pahit membuat mereka untuk berjuang menjalani hidup.
Namun, keterbatasan mereka tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk membangun pendidikan di daerah pedalaman itu.
Begitu juga halnya dengan Sulastri yang mengabdikan hidupnya menjadi kepala Madrasah dan mengajar di MIS Kala Wih Ilang.
Kondisi madrasah yang tidak ada fasilitas apa-apa tak pernah menyudutkan semangatnya untuk mengembangkan pendidikan di pedalaman Gayo tersebut. Sulastri tetap melanjutkan cita-cita Pak Thamrin yang semasa hidup almarhum telah mengusahakan berdirinya MIS tersebut.[]