Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari MSi dan jajaran sedang ikuti kegiatan nasional, Optimalisasi Transformasi Digital Kementerian Agama, di Bali, Jumat-Selasa, 4-8 Oktober 2024.
Kakanwil Azhari sampaikan, di antara tekad acara ini, sebagai lanjutan dalam ikhtiar bersama dalam menyelaraskan Sistem Informasi Nasional (SISFONAS) di Kanwil Kemenag Aceh.
Sebagaimana harapan Sekjen Kemenag Prof Dr H Muhammad Ali Ramdhani STP MT, Kakanwil sampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat penerapan digitalisasi di seluruh lingkup Kementerian Agama, baik di pusat maupun daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi.
Bersama Kabag TU Kemenag Aceh Ahmad Yani SPdI dan jajaran, Kakanwil dan para Kakanwil se Indonesia, sukseskan acara yang dihelat Setjen Kemenag RI melalui Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI), di Harris Hotel & Residences Sunset Road, Dempasar.
Bersama Sekjen dan para Kakanwil, hadir para Kepala Biro di lingkungan Setjen, serta para pejabat fungsional pranata komputer se Indonesia.
Kabag TU Ahmad Yani didampingi Katim Umum dan Humas H Ahsan Khairuna SSosI, Katim Perencanaan Data dan Informasi Willy Furqan SE, Prakom Muhammad Akmal ST MT, dan jajaran di Sekretariat Kanwil Rahdian SKom, utarakan bahwa Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) kita laksanakan sebagaimana diamanahkan oleh Peraturan Presiden 95/2019.
Lanjutnya, SPBE bukan hanya sekedar penggunaan aplikasi atau sistem informasi dalam pengerjaan operasional kegiatan keseharian pemerintahan, tapi juga untuk optimalisasi layanan bagi warga, baik aplikasikan domain di Kanwil Kemenag maupun aneka layanan.
Ini juga dalam rangka perubahan budaya kerja agar sejalan dengan perkembangan teknologi.
Lebih lanjut, saat pembukaan, Sekjen M Ali Ramdhani sampaikan, bahwa transformasi digital Kementerian Agama melibatkan tiga komponen utama: struktur, kultur, dan sumber daya (resersis).
"Jika kita berbicara tentang digitalisasi, kata kuncinya adalah better, faster, sistem, dan simpel. Proses kerja harus lebih cepat, lebih baik, namun tetap terstruktur dan sederhana," ungkap mantan Dirjen Pendis.
"Ini bukan hanya soal adopsi teknologi, tapi bagaimana kita mengubah cara kerja dan pola pikir di lingkungan kerja Kementerian Agama,"
Ramdhani menegaskan bahwa Kementerian Agama memiliki dua silah penting, yaitu ghoyah (tujuan) yang merupakan pelayanan publik, dan wasilah (perantara) yang diwujudkan dalam bentuk transformasi digital. Ia mengingatkan semua pihak untuk memahami bahwa transformasi digital bukan sekadar alat, tetapi juga bagian penting dalam mencapai tujuan utama pelayanan.
Dalam laporan pembukaan, Kepala Biro HDI Setjen, Akhmad Fauzin SAg MSi, tegaskan bahwa pentingnya sistem informasi elektronik di era globalisasi dan komputerisasi saat ini.
Menurut alumnus Undip ini, sistem informasi memainkan peran vital tidak hanya dalam pengembangan sumber daya manusia, tetapi juga di berbagai sektor pembangunan. Integrasi informasi yang ada akan sangat strategis dalam perencanaan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Tanpa dukungan sistem informasi yang terintegrasi, sulit bagi pemerintah untuk melakukan justifikasi kebijakan dan antisipasi perkembangan yang terjadi.
"Sisfonas merupakan salah satu pilar penting dalam mendukung kebijakan pemerintah," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti Biro HDI Kemenag, yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengintegrasikan berbagai sistem informasi yang tersebar di berbagai unit kerja Kementerian Agama, menghadapi tantangan tersendiri.
Fauzin menyebutkan bahwa untuk merealisasikan integrasi tersebut diperlukan dukungan teknis, yakni sumber daya manusia yang mumpuni, serta dukungan kebijakan dari manajemen di tingkat tertinggi.
Kegiatan ini diadakan dengan beberapa tujuan strategis, jelas Karo:
Pertama, untuk mensosialisasikan program prioritas Kementerian Agama, yaitu "Transformasi Digital."
Kedua, menyelaraskan program transformasi digital di tingkat pusat dengan satuan kerja di daerah agar tercapai sinergi dan keselarasan kebijakan.
Ketiga, optimalisasi pemanfaatan Pusat Data Nasional sebagai infrastruktur pendukung utama dalam pelaksanaan e-government.
Keempat, peningkatan keamanan informasi, terutama dalam aplikasi yang terintegrasi dengan SPBE.
Dan Kelima, sosialisasi pemanfaatan Aplikasi Manajemen Aset TIK (SIMANTIK) serta sistem penghubung layanan pemerintah.
Ikut membahani acara dalam judul materi Transformasi Digital Kementerian Agama oleh Wibowo Prasetyo (Staf Khusus Bidang Image Building dan Pengembangan IT). Juga dari KemenPANRB dan Kemenkominfo, serta praktisi IT.[]