Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang diwakili Ketua Tim (Katim) Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) H Munawar Abdurrahman SE MSi ikuti giat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rabu, 16 Januari 2025.
Bersama Kanwil Kemenag Aceh dan stakeholder, BI gelar “Silaturahmi Awal Tahun Penggiat Digitalisasi Ekonomi Syariah” di Ballroom Seulawah The Pade Hotel, Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Kegiatan dekat MPU dan RS Meuraxa ini, antara lain turut dihadiri oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Kepala Dinas Lingkungan Pemda Aceh, MPU, insan dayah, dan tamu undangan.
Acara bahkan ditutup dengan taushiah digitalisasi ekonomi syariah dan doa oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal).
Katanya, acara juga menyinggung kemudahan menggunakan merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sekitar lima tahun lalu.
Munawar yang pernah menjadi Bendaha Kanwil jelaskan, silaturahim atau silaturahmi awal tahun penggiat digitalisasi ekonomi syariah diselenggarakan dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan hubungan yang harmonis antara BI Aceh dengan penggiat ekonomi syariah, dengan tema “Perkuat Muamalah untuk Kesejahteraan Ummat”.
Sebutnya, acara ini dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto Purubaskoro, dengan sambutan dan pemaparan kondisi perekonomian Aceh serta bauran kebijakan Bank Indonesia terkini di daerah, antara lain pengendalian inflasi, digitalisasi sistem pembayaran, serta pengembangan UMKM dan Ekonomi Keuangan Syariah (EkSyar).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui penguatan ekosistem produk halal dan penguatan keuangan syariah.
Rony Widijarto Purubaskoro mantan Kepala Perwakilan BI Gorontalo menjelaskan, EKSyar merupakan salah satu potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat meningkatkan kesejahtaraan baik di lingkungan lembaga pendidikan Islam seperti Pengembangan Kapasitas Ekonomi Pesantren/ Dayah, maupun masyarakat umum dengan fokus pada optimalisasi Halal Value Chain.
Menurutnya, "Digitalisasi merupakan suatu perubahan yang memungkinkan efisiensi dan kecepatan serta reliabilitas dan akuntabilitas untuk mengakses keuangan yang tidak lagi memiliki keterbatasan dimensi waktu dan tempat, sehingga diharapkan di tahun 2025 kita lebih fokus pada peningkatan dan perluasan digitalisasi di Aceh."
Sambungnya, selain aspek Lembaga Keuangan, Perdagangan Syariah juga merupakan potensi lain yang dapat dikembangkan untuk mengoptimalisasi manfaat ekonomi dan tujuan untuk menerapkan prinsip Islam secara kaffah.
Selain taushiah Lem Faisal, sebut Munawar, dilanjutkan dengan pemaparan strategi peningkatan digitalisasi EKSyar di Aceh oleh Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh Syariah (BAS) Hendra Supardi; Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh Wachjono.
Pada momen tersebut, Bank Aceh Syariah memaparkan realisasi digitalisasi ekonomi syariah pada masjid, pesantren dayah, lembaga zakat, wakaf, travel haji/umroh, dan UMKM halal.
"Terdapat potensi optimalisasi digitalisasi ekonomi syariah pada ekosistem dayah, diantaranya penerapan virtual account dan inovasi Kartu Santri kedepannya," terang Hendra.
Dalam kesempatan yang sama CEO BSI Aceh memaparkan slide, bertema "BSI merealisasikan digitalisasi ekonomi syariah melalui program BSI Aceh Muslimpreneur 2024 dan berbagai program pemberdayaan".
Program tersebut di antaranya berupa pemberdayaan klaster perikanan bandeng, klaster pertanian nilam, klaster perkebunan kopi, klaster desa wisata sabar, klaster kerajinan enceng gondong, sentra UMKM konsorsium bawang, serta bantuan kepada Kelompok Ternak Tani Pasee Mandiri, Ternak Kambing Asjadi, dan Pondok Pesantren/Dayah di Aceh.
Dirincikannya, jumlah volume transaksi pada sampai dengan November 2024 di Aceh sebanyak 15,6 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp1,9 triliun.
Sementara, jumlah merchant QRIS di Aceh sampai dengan November 2024 tercatat sebanyak 172.616 dengan jumlah user atau pengguna sebanyak 652.682, bertambah 11.593 sejak Januari sampai dengan November 2024.[]