Banda Aceh (Yakub/Inmas)--Sejumlah inovasi terus dilakukan pemerintah dalam penyelenggaraan haji. Dari inovasi tahapan fast track sebelum berangkat, hingga pemberlakuan zonasi maktab di Makkah.
Atas sejumlah inovasi, prestasi, termasuk apresiasi atas capaian haji sekarang, Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh mengajak jemaah bisa mensyukurinya. Kesyukuran diharapkan terlebih lagi dari Tamu Allah yang berangkat dari Aceh.
"Jadi bersyukurlah bapak dan ibu yang berangkat dari Aceh dengan biaya haji yang termurah daripada daerah lainnya," ajak Kakanwil saat membahani 100 peserta Kegiatan Pra Manasik Haji Provinsi Aceh.
Jemaah Aceh, dari Embarkasi Haji Aceh (BTJ) hanya membayar biaya Rp 30 jutaan lebih, dengan pelunasan di bank-bank yang ditunjuk, saat besaran biaya diumumkan pemerintah. Jumlah itu di antara komponen Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang dikenakan per jemaah.
"Manasik haji itu ilmu agama, untuk itu kita perlu pelajarinya sepanjang hidup. Bukan hanya jelang naik haji, baru belajar manasik," ujar Kakanwil di Grand Nanggroe, Senin (16/12).
Kakanwil jelaskan, dengan e-hajj sekarang, jamaah bisa langsung masuk kamar hotel. Ini bagian inovasi terakhir.
Sebelum materi Fiqh Haji bersama Tgk H Syukri Daud, materi Kabid PHU H Samhudi SSi, Kakanwil sampaikan sejumlah regulasi haji terutama UU Nomor 8 Tahun 2019.
Kakanwil juga ulangi indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat (survey BPS bagi jemaah yang selalu berlainan).
Sebelumnya, usai acara dibuka Ketua Panitia Ustaz H Azhar MA paginya, dr Hj Maya Sofia sampaikan materi istitha'ah (terutama kesehatan), di depan jemaah asal Banda Aceh dan Aceh Besar.[]