Bireuen (Farizal)—“Pena” seorang guru harus lebih tajam dari peluru seorang syuhada. Demikian salah satu pesan kepala kankemenag Bireuen, Drs H Zulkifli Idris MPd –mengutip kata-kata orang bijak-- yang disampaikan saat memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) diklat teknis substantif publikasi ilmiah bagi guru madrasah angkatah ke-4 pada wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh tahun 2019 di lingkungan kankemenag setempat, Senin (18/2/2019) pagi di aula kankemenag.
Zukifli menjalaskan bahwa “pena” bisa bermakna sebagai salah satu senjata bagi para pendidik atau ilmuan untuk mengabadikan pemikiran dan ilmunya. Menulis harus menjadi budaya yang mesti diterapkan, lebih-lebih oleh seorang pendidik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, pesannya.
“Seburuk apapun tulisan dalam sebuah catatan ilmu yang ditulis dan disimpan dengan baik akan lebih bermakna dari pada kata-kata yang tersusun bagus dan indah yang pernah kita ucapkan,” ungkap Zulkifli.
Zulkifli juga mengajak para peserta DDWK untuk merubahmidnsetbahwa proses pengembangan kapasitas diri harus dilaksanakan secara serius dan ikhlas, sehinggaoutputkegiatan ini akan melahirkan orang-orang yang bisa menyampaikan dan mewariskan ilmu pengetahuannya melalui berbagai tulisan yang dipublikasikan.
Karena itu, Ia meminta seluruh peserta DDWK untuk memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin agar memperoleh tambahan ilmu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk berbagi bersama rekan kerja di lingkungan madrasah masing-masing.
Sementara itu, panitia kegiatan yang juga kepala seksi diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan pada BDK Aceh yang baru saja dilantik Jumat (15/2/2019) lalu, Zahrul Buadi SSos dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan DDWK diikuti oleh 40 peserta yang merupakan guru madrasah di lingkungan kankemenag Bireuen.
Adapun tujuan dilaksanakan DDWK ini lanjutnya, antara lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap guru untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Selanjutnya memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. Menciptakan kesamaan visi, dinamika, pola pikir dan mengembangkan sinergi dalam melaksanakan tugas demi terwujudnya kepemerintahan yang baik dan bersih.
Tujuan yang terakhir, sebut Zalrul adalah untuk menciptakan jati diri pegawai kementerian agama yang berdasarkan pada komitmen, tanggungjawab, kejujuran dan pengabdian profesi dalam pelaksanaan tugas dalam jabatan masing-masing.
DDWK yang mangangkat tema “melalui diklat ini, kita terapkan integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab dan keteladanan dalam dunia pendidikan,” sedang-akan dilaksanakan di uala kankemenag Bireuen pada Senin – Sabtu, 18 – 23 Februari 2019 mendatang.
Menghadirkan nara sumber sebagai tenaga pengajar antara lain pejabat struktural dari kankemenag Bireuen, pejabat struktural dari BDK Aceh, dan widyaiswara dari BDK Aceh. Demikian jelas Zahrul, yang juga mantan kasubbag Tata Usaha (TU) pada BDK Aceh, sesaat usai acara pembukaan kegiatan.