Bireuen (Farizal)--- Jadilah guru yang modif (moderat-inovatif-inspiratif). Guru yang selalu menghargai dan mengakomudir sikap dan pandangan siswa, guru, dan rekan kerjanya. Guru yang mampu menjadi agen perubahan, membangkitkan semangat, dan mampu menginspirasi peserta didiknya untuk terus berkembang.
Salah satu cirinya adalah guru yang mampu meramu dan merumuskan indikator-indikator pendidkan secara tepat. Mana indikator untuk pengembangan otak siswa (kognitif), pengembangan sikap/ hati siswa (afektif), dan mana pengembangan raga/ kesehatan fisik siswa (psikomotorik). Kemudian diimplementasikan dalam proses belajar-mengajar.
Demikian antara lain pesan penting kepala kankemenag Bireuen, Drs H Zulkifli Idris MPd –didampingi kasi penmad, Azhary MPd dan kepala MAN 5 Bireuen, Drs M Yusf MPd--- yang disampaikan di hadapan sejumah guru MTsN 5 Bireuen, saat mengisi acara pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digelar madrasah tersebut pada Senin (28/1/2019).
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan bahwa sebuah keluarga atau organisasi tidak akan berubah jika orang-orang (baca: orang penting) yang ada di dalamnya tidak mau berubah. Demikian juga halnya dengan organisasi pendidikan, seperti madrasah kita ini, katanya.
Karena ini Ia mengajak segenap guru dan ASN setempat untuk memulai pekerjaan yang sudah menjadi rutinitas dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. “Mulailah aktivitas bapak-ibu dengan doa mulai sejak bangun tidur, hingga tiduk kembali. Dengan demikian semua yang kita lakukan setiap hari mudah-mudahan akan menjadi sugesti positif dan bernilai ibadah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Zulkifli juga mengingatkan para ASN, terutama guru untuk terus meningkatkan kualitas mutu pendidikan melalui upaya peningkatan kapasitas diri. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti workshop, seminar, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan lain-lain.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut katanya, akan dibahas berbagai materi pembelajaran, strategi/ pendekatan pembelajaran yang tepat, dan permasalahan serta kendala yang dihadapi guru di ruang kelas. Selanjutnya juga akan dibahas dan digagas ide-ide dan jalan keluar dari setiap persoalan tersebut, guna dapat diimplementasikan dalam proses belajar-mengajar yang lebih berkualitas.
Sementara itu, kasi pendidikan madrasah (penmad) kankemenag Bireuen, Azhary MPd yang juga menjadi salah satu pembicara pada acara tersebut, mengatakan bahwa tugas profesi guru sangatlah mulia. Selaku pendidik, guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Mengutip pendapat asesor akreditasi madrasah, Azhary membagi guru menjadi empat tipe, yaitu guru wajib, guru sunat, guru makruh, dan guru haram. Guru wajib jelasnya adalah guru yang jika datang ke madrasah sangat diperlukan, dan jika tidak datan, madrasah merasa sangat kehilangan. Guru dengan tipe tersebut kerjanya sangat ikhlas, administrasinya lengkap, dan banyak inovasinya. Inilah tipe guru yang sangat dibutuhkan madrasah, katanya.
Selanjutnya guru sunat, yaitu tipe guru yang keberadaanya dibutuhkan madrasah, namun ketidakhadirannya tidak dipermasahkan. Tipe guru ini hampir sama dengan guru wajib, bedanya adalah guru ini bekerja dengan pamrih.
Ketiga adalah guru makruh, yaitu tipe guru yang kedatangannyapun tidak diharapkan, atau keberadaannya tidak terlalu penting. Biasanya guru dengan tipe ini suka usil, dan sering tidak akur dengan sesama rekan kerja. Dan yang terakhir adalah guru haram, yaitu guru yang jika Ia datang selalu membuat masalah. Tidak datangpun selalu ada masalah yang ditinggalkannya. Demikian jelas Azhary.