Banda Aceh (Inmas)---Memiliki kepribadian Islam yang tangguh dengan pola pikir dan pola sikap seorang pendakwah bisa diteladani oleh kaum muslimin adalah penting bagi seorang Muballigh.
Hal tersebut disampaikan Kabid Penaiszawa, Drs H Azhari dalam materinya "Retorika Dakwah" pada kegiatan pengkaderan calon muballigh se Aceh di Grand Aceh Hotel, Banda Aceh, Rabu (9/10).
"Bagi kader dakwah, memahami retorika dakwah bagi mubbaligh jadi urgen, sehingga tidak terjadinya kontradiksi dalam dirinya antara pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan sikap dan perilakunya sehari-hari," ucap Azhari.
Menurutnya, Tidak memiliki kepribadian Islam yang utuh pada diri seorang dai, bukan hanya membuat dakwahnya tidak bisa menggerakkan jamaah untuk beramal, tapi juga ia tidak memiliki izzah harga diri di hadapan jamaah dan Allah swt.
Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah Dienul Islam kepada muslim lainnya. "Untuk itu proses dan pelatihan untuk menjadi dai atau mubaligh mutlak untuk dilakukan agar perubahan di masyarakat dapat terealisasi dengan cepat," jelasnya.
Dalam menyampaikan dakwahnya, seorang dai yang berperan sebagai khatib dan mubaligh harus memahami berbagai metode dalam berdakwah agar sukses dalam penyampaiannya, pesan Azhari.
Sebelumnya, pengkaderan calon Muballigh tersebut dibuka dibuka Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H M Daud Pakeh, Senin (7/10) malam.
Kakanwil mengajak para calon muballigh untuk memahami moderasi beragama yang merupakan pemahaman Islam moderat, dengan gagasan menentang segala bentuk kekerasan, melawan fanatisme, ekstrimisme dan menolak intimidasi.
"Dengan moderasi beragama maka dakwah islam pun dilakukan dengan toleran, damai, dan santun, tidak menghendaki terjadinya konflik serta tidak memaksakan kehendak," ucap Daud Pakeh.
Kegiatan tersebut diikuti 24 Calon Muballigh perwakilan lembaga dan ormas se Aceh.[]