Banda Aceh (Humas)--Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Marzuki Ansari MA mengulangi lagi beberapa nasehat terkait perubahan, kesuksesan, kemajuan, dan pertemanan, melalui amanat apel Senin (6 Februari 2023).
"Hakikat kehidupan ini adalah perubahan," awali amanat apel Kabag TU di halaman Kanwil.
Diingatkannya, bahwa tak terasa kita sudah meninggalkan 2022 dan masuki 2023 sudah bulan Februari. Dan siang ini sudah tanggal 6 bulan kedua.
"Ada satu hal yang tidak berubah. Dan inilah barangkali kebijakan Tuhan pada hamba-Nya," ujar Marzuki dalam amanat di depan para Pembimas dan peserta apel.
"Manusia merasa bahwa zamannyalah yang paling moden. Orang di zaman batu merasa zaman masanyalah yang paling modern. Kita juga merasa zaman kitalah yang sangat modern. Sehingga kita tetap semangat," imbuh Marzuki yang pernah menjabat Kakankemenag Aceh Timur dan Kakankemenag Kota Subulussalam.
Lanjut Kabag TU dalam apel pagi 16 Rajab 1444 H, bahwa seiring dengan itu, kita sering merasa benar, bahkan bukan merasa benar, tapi merasa paling benar.
Bukan sekadar benar, lanjutnya, tapi paling benar, susah sekali kita, jika ada yang menegur, andai ada yang mengkritik kekurangan kita yang tidak benar, dan kita cepat tersinggung.
"Sehingga kita pun nyaris tak berani memberitahu teman kita akan hal-hal yang tidak benar, dari pada ribut nantinya," tambah Kabag TU.
"Padahal," lanjutnya, "Jika kita memang tak benar, lantas dapat pujian, itu namanya mengejek."
Sebutnya lagi, "Kita lebih senang hancur karena pujian, ketimbang sukses karena kritikan."
"Teman yang baik, bukan yang memuji; teman yang baik, yang memberi tahu kekurangan kita dan memberi solusi," kutip Kabag TU dari satu pepatah.
Jadi, ulanginya, kawan yang baik, ia yang mau mengkritik kita, bukan yang memuji, yang dengan demikian kita akan menjadi hancur.
Selanjutnya, H Marzuki mengajak, manakala teman sudah pada tak berani mengingatkan kita, atau mengkritisi kita, coba kita bertanya, di mana kekurangan kita.
"Jika di antara kita yang mungkin masih begini-begini saja, paling kurang ada yang keliru dengan kebiasaan kita," ungkapnya lagi.
Lanjutnya, kita terkadang dapat kepercayaan, karena mau dikritik.
"Ini sesuatu yang penting. Kita sering mengabaikan hal hal yang kecil," ingatnya, sambil mengutip satu penggalan kata bijak Chairil Anwar: Orang tak pernah tersandung pada batu yang besar, tapi tersandung pada batu kecil.
Katanya lagi, "Tak ada yang bisa jadi pemimpin, jika ia tak mau dipimpin."
Dia yang ingin berubah lebih baik ialah yang ingin kemajuan.
Akhirnya, Kabag TU ulangi satu pernyataan penutup, bahwa kemajuan adalah kebanggaan anak cucu. [y]