CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Isra` Mi`raj, Peresmian Era Kenabian dari Bani Israil ke Bani Ismail

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 1302
Selasa, 27 Mei 2014
Featured Image

[Baiturrahman | Muhammad Yakub Yahya]  Dr Rahimuddin Nawawi, asal Banten, dalam ceramah Isra` Mi’raj 1435 Hijriyah di Halaman Masjid Raya Baiturrahman (27/5), mengajak jamaah untuk mengupas simbol Isra` Mi’raj agar dapat mengambil hikmah dari peringatan Isra` Mi’raj yang rutin itu.

Meski dengan kalimat penuh filosifi dan bertabur istilah, ceramah diikuti jamaah hingga doa. Ustadz sampaikan bahwa pencipatan manusia, sebagai makhluk yang terakhir, bisa bermakna kita manusia ini penting, dilayani oleh makhluk lain. Ciptaan lain untuk melayani manusia. Labih jauh, Muhammad SAW Nabi yang terakhir, dan bermakna ini penting, dan Ambiya’ yang lama itu semua muqaddimah. Manusia ini, unik dan paling sempurna.

Di sini, ada 10 wujud kesempurnaan makhluk ini: esensi, tempat, diri, ukuran tinggi, ukuran berat, berbuat, perbuatan, bahasa, sifat, dan warna, ini  menurut ulama. Malaikan tak sesempurna ini. Kita untuk Allah, tapi surga (atau neraka) untuk kita, juga alam lainnya, untuk kita. 

Di hadapan Gubernur, Muspida Plus, dan jamaah sekalian, Ustadz sampaikan, prakenabian Muhammad SAW. “Pertama, kita lihat At-Tahdirul Badani (operasi, pembedahan tubuh). Artinya Nabi dibelah dada untuk diambil unsur setan, anasir kejahatan. Ini ada kaitan dengan perjanjian Iblis saat akan menggoda manusia, kecuali bagi siapa yang dienyahkan unsur setan (asy-syaithan) dari diri manusia. Setan menanti insan di pintu baligh. Maka pendidikan dari simbol ini, kita menjauhkan diri dan anak dari setan, dihafalkan doa-doa, dan ayat-ayat suci padanya.”

Kedua, Nabi dibedah, saat menerima wahyu, sehingga Nabi hanya berbicara dengan tuntunan Allah (wa ma yanthiqu ‘anil hawa, in huwa illa wahyui yuha). Ketiga, Nabi dibedah saat jelang Isra` Mi’raj, untuk ru’yatullah (melihat Allah SWT). Segala macam atribut dan kebanggaan ditinggalkan Nabi,” lanjut Kiyai Serang itu.

“Maka dengan shalat, kita datang sebagai hamba, melupakan diri yang lemah ini. Kita datang dengan kehambaan dan kekhusyukan. Ini simbol pertama, pembedahan, Nabi Muhammad SAW dibedah untuk masuki yang inti” jelas Ustadz yang bersurban putih itu.

“Simbol Kedua, urgensi Isra`. Dua simbol pula ada di sini, jarak (al-masafah) yang pertama, dan peristiwa selama perjalanan yang kedua. Nabi singgah di Madinah, dan dikabarkan bahwa ini lokasi hijrah nanti. Singgah ke Betlehem bermakna ini simbol kelaharian Nabi-Nabi termasuk Nabi Isa as. Bermakna ini ajang peloncengan (i’lan) atau peresmian di depan nabi-nabi, bahwa kenabian akan dilanjutkan dari Bani Israil kepada Bani Ismail,” kisah Ustadz Rahimuddin, di hadapan hadirin/hadirat termasuk Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman.

Nabi Muhammad SAW, keturunan Nabi Ibrahim – Ismail dan seterusnya hingga Abdul Muthalib – Abdullah – Muhammad SAW.

Soal kenderaan, penceramah sambung, “Buraq bermakna cahaya, bermakna Nabi berjalan dalam waktu yang depercepat. Bukan bumi dilipat, sebab Nabi menyaksikan kejadian dalam perjalanan, bukan seperti simsalabin hamba lain yang dipilih Allah, yang tak menyaksikan detil selama perjalanan. Nabi menggunakan kekuatan materi, bukan immaterial. Dulu diisi jin dulu, sekarang diisi dengan atom, dan satu negeri hancur dengan bom itu,” sambungnya di malam yang cerah itu.

Islam penyempurnakan agama yang lama. Dari makan shalat Nabi yang mengimami shalat. Nabi shalat ‘isya kala 1436 tahun lalu itu, dan hanya ada waktu itu shalat malama itu. Nabi dipersaksikan juga simbol selama perjalanan, dengan materi Rasulullah SAW melihatnya. Ini simbol umat di dunia.

Tanpa Mi’raj, Isra` tak bakal diterima oleh manusia. Maka urgensi Isra` telah menggabungkan teknologi dan substansi (ruhiyah). Ini perjalanan yang disebut perjalan hiburan dan penghormatan. Ini berhubungan dengan tahun kesediah Nabi SAW yang ditinggalkan istri (Khadijah ra) dan pamannya.

Inti Isra` ialah shalat, semua dapat didapati dengan shalat, asal tenteramkan dulu hati ini. Menenteramkannya dengan penyucian, bersih lahir batin, dan kesiapan. Allah akan membalas memang orang shalat, mungkin dengan surga, tapi hakikatnya dari sebuah ibadah, kita dekat dengan Allah dan itu yang penting, bukan sekadar balasan. Sebagaimana dekatnya Allah dalam makna sifat dengan Nabi saat Mi’raj…. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh