[Karang Baru | Muhammad Sofan] “Kita diberikan hati (Qalbun) oleh Allah yang akan membawa kita ke mana kita menuju. Hati memberikan sinyal/perintah kepada otak yang akan mengomandokannya ke seluruh bagian tubuh apa yang harus dikerjakannya. Demikian disampaikan Mursyidin, MA dalam Khutbahnya di Masjid Gampong Tualang Teungoh Langsa pada Jum’at (9/1) di hadapan ratusan jama’ah yang membludak hingga ke teras Masjid.
Kepada orang kafir deberikan hati yang mati “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman (Al-Baqarah:6)”.
Karena hati mereka sudah mati sehingga Allah menutupkan hati mereka sebagai mana disebutkan Allah dalam ayat selanjutnya “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang Amat berat (Al-Baqarah:7)”.
Kalaupun hati yang mati itu dapat hidup kembali itu sangat bergantung kepada Takdir dan Hidayah Allah SWT karena hanya Allah maha menguasai segala sesuatunya dan maha mengetahui metode untuk menghidupkan hati manusia, lanjutnya.
Sementara itu hati orang-orang munafik yakni orang yang imannya setengah hati adalah hati yang tidak sehat atau hati yang sakit “dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (Al-Baqarah:10).
Dengan bertambahnya penyakit yang ada dalam hati mereka itu mereka bisa mengatakan sesuatu yang mereka tidak lakukan (dusta). Bila kita kembali melihat ayat sebelumnya “di antara manusia ada yang mengatakan:
“Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Padahal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar" (Al-Baqarah:8-9), mereka memerintahkan suatu amal kepada orang lain tetapi mereka sendiri tidak mengerjakannya, mereka itulah orang-orang munafiq, mereka itulah yang memiliki hati yang sakit.
Sementara itu orang-orang yang Salih, orang-orang yang benar adalah orang-orang yang memiliki hati yang sehat dan orang yang memiliki hati yang sehat itu sangat sedikit.
Umar bin Khatab pernah menghampiri seorang Arab yang sedang berada di dalam Masjid ia mendengar orang Arab itu sedang i’tikaf sambil berdo’a
“Allahumaj’alni minal qaliilun-Allahumaj’alni minal qaliilun-Allahumaj’alni minal qaliilun (ya Allah jadikanlah aku golongan orang yang sedikit- ya Allah jadikanlah aku golongan orang yang sedikit- ya Allah jadikanlah aku golongan orang yang sedikit), umar bertanya kepada orang Arab tersebut “mengapa engkau meminta Allah menjadikanmu golongan orang yang sedikit?”
Orang Arab itu menjawab karena golongan orang yang sedikit itu adalah orang yang pandai bersyukur dan orang yang bersyukur itu adalah orang yang Ikhlash, mereka itulah orang-orang yang hatinya sehat, hatinya hidup hati yang Salim (Qalbin Salim) merekalah orang-orang yang beruntung hidupnya di Dunia dan di Akhirat nanti.
Allah akan memanggilnya masuk kedalam golongan hamba-hamba-Nya yang akan masuk kedalam Jannah-Nya Allah, ucapnya mengakhiri khutbah pada Jum’at tersebut. [yyy]