[Banda Aceh | Yakub] Sebelum atraksi dan aneka tarian massal bersama siswa/mahasisa dan makan bersama kuah beulangong, melengkapi agenda puncak peringatan Hari Nusanara XV, Kepala Kanwil Kementerian Agama Aceh Drs HM Daud Pakeh memungkasnya dengan panduan doa, dalam acara bertemakan tema “Kekayaan Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa” itu.
Kakanwil, di hadapan Wakil Presiden H Jusuf Kalla (JK), para Menteri Kabinet Kerja, Wali Nanggroe, Gubrnur-Wagub, petinggi TNI, dan undangan, di antaranya memohon agar besar kemampuan bangsa maritim ini, dalam wujudkan cita-cita kebaharian.
Kakanwil mendoakan keselamatan, dan kesuksesan pembangunan bangsa besar ini, dalam bingkai kesyukuran. Doa disampaikannya, jelang zhuhur, setelah JK sampaikan pidato resmi, dan usai penyematan sejumlah penganugerahan medali, prasasti, serta penandatangan kontrak/prasasti bersama para Menteri, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM DR Sudirman Said SE.
Penari menampilkan tari Likok Pulo massal, tarian asal Aceh Besar, pada puncak peringatan Hari Nusantara ke 15 di PPS Lampulo, Banda Aceh, Ahad (13/12) itu. Panitia pelaksana Hari Nusantara tahun ini dilaksanakan oleh Kementerian ESDM, dan panitia lokal, di salah satu bekas terparah tsunami itu, 11 tahun silam.
Ratusan kapal nelayan berbagai ukuran ikut meramaikan puncak peringatan Hari Nusantara (Harnus), yang dipusatkan di Pelabuhan Perikanan Samudra Lampulo, Kec Kuta Alam, Banda Aceh itu. Untuk menuju ke sana, memang macet sejak Jumat-Sabtu, tapi kita bisa lewati viaTPI lama Lampulo, atau lewat Jalan Syiah Kuala Jambo Tape.
Di Pelabuhan Perikanan Samudra Lampulo, Ahad, memang ratusan kapal nelayan tersebut dihiasi bendera merah putih. Selain itu, di setiap kapal nelayan tersebut dipasangan umbul-umbul bertuluskan “Pesona Indonesia”. Kapal-kapal tersebut juga dihiasi bendera warna warni. Boat nelayan pun, penuhi sungai, Krueng Aceh, ramai dari biasanya.
Ratusan kapal nelayan tersebut berkonvoi di hadapan Wapres, dan undangan, dari timur dan barat nusantara yang ramaikan Banda Aceh, dan penuhkan kamar-kamar penginapan. H Jusuf Kalla meminta masyarakat Aceh bangkit menjadi garda terdepan yang mewakili Indonesia sebagai poros maritim dunia. Apalagi, setelah tragedi tsunami yang telah meluluhlantakkan provinsi itu pada sebelas tahun lalu.
“Sebelas tahun lalu merupakan awal dari bencana kelautan, sekarang kita harus bangkit dari kelautan,” kata Kalla dalam perayaan Hari Nusantara 2015, sebelum JK sampaikan bahwa dulu disebut laut memisahkan, misal Sumatera dan Jawa, Jawa dan Kalimantan. Kini diubah, kita sebut laut yang menyatukan.
“Selat Sunda menyatukan Sumatera dan Jawa, Laut Jawa menyatukan Jawa dan Kalimantan,” contohnya. Kalla meminta seluruh jajaran dan instansi kementerian untuk menjadikan Aceh sebagai pusat maritim Indonesia bagian barat. Dia juga meminta seluruh masyarakat untuk mempertahankan Deklarasi Djuanda. Musababnya, atas dasar deklarasi itu, wilayah perairan Indonesia diakui dunia.
“Kami ingin menggambarkan bahwa maritim akan memberikan kekuatan yang besar bagi bangsa ini,” ujar dia. Menurut Kalla, kelautan bukan hanya menghubungkan pulau dengan pulau, tapi juga adanya sumber kekayaan yang besar.
“Tanpa kedaulatan di maritim tentu kekayaan itu tidak kita dapatkan sebaiknya untuk kesejahteraan,” katanya. Dia berharap masa depan pelabuhan perikanan Lampulo, Aceh, bisa berkembang menjadi lebih besar. Selain itu, pelabuhan tersebut juga diharapkan bisa menampung kebutuhan dan suplai penjualan ke luar negeri untuk mengembalikan kejayaan Nusantara dalam perdagangan melalui pusat maritim…. Kru Seumangat.[berbagai sumber]