[Kuala Simpang | Muhammad Sofyan] "Bila kita perhatikan pohon bambu, dia hidup tidak mau sendirian, dia akan hidup bersama-sama," ujar Kakankemenag Aceh Tamiang, Salamina, MA, dalam apel pagi pada Kamis (11/9) di halaman Kankemenag Tamiang.
Perlu kami jelaskan di sini bahwa Kankemenag Tamiang melakukan apel pagi setiap hari Senin-Kamis sedangkan Jum’at digunakan untuk bersih-bersih (gotong royong) dan olah raga, mengikuti Qanun (Perda) Tamiang tentang apel pagi bagi instansi pemerintah di lingkungan Pemda Tamiang.
Salamina melanjutkan lagi bahwa bila kita perhatikan lebih lanjut, pohon bambu itu bila diterpa angin/badai ia akan meliuk-liuk kemana arah angin namun tidak patah, walaupun karakternya lembut. Dan bambu itu selalu ditanam di pinggiran sungai untuk mencegah terjadinya erosi (pengikisan oleh air).
Itulah falsafah hidup pohon bambu, tumbuh bersama, hidupnya akan menjaga lingkungan tempat tumbuhnya, karakternya lentur tapi takmudah dipatahkan walaupun oleh badai. Patutlah kita meniru Falsafah tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam menggapai suksesnya suatu Instansi atau masyarakat, keberhasilan itu bukan kerja Indivudu tetapi kerja Tim, semua individu dalam tim tersebut memiliki tugasnya masing-masing, kegagalan satu individu menyebabkan gagal semuanya. [yyy]