CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Drs. H. M. Arif Idris, MA: Menahan Amarah

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 439
Selasa, 16 Juli 2013
Featured Image
Meulaboh-KemenagNews (16/7/2013) Marah adalah salah satu sifat alami manusia. Marah dalam batas-batas yang wajar, dalam arti kemarahn itu sesuai pada tempatnya, justru dibenarkan dalam agama. Tetapi, kemarahan yang berlebihan, apalagi karena nafsu, sehingga menimbulkan kerusuhan, tidaklah dibenarkan. Karena, kemarahan yang seperti itu malah menimbulkan kerugian bagi semua pihak. Imam Allah SWT Ghazali dalam buku Ihya Ulumuddin, mengatakan bahwa ada tiga tingkat kemarahan yang dimiliki manusia, di antaranya, adalah: tafrif dan irafath. Yang dimaksud dengan Tafrif ialah lemah dalam menentukan sikap. Sikap yang demikian adalah tercela. Artinya, orang yang demikina tidak memeiliki ketegasan hati. Seseoarang yang tidak memiliki kekuatan untuk marah dan ketegasan hati sedikit pun, maka orang tersebut adalah kurang sekali: Allah SWT menyebut sifat sahabat-sahabat Nabi Saw dengan asyidda' (sikapa tegas) dan penasaran. Allah Swt berfirman, "Muhammad itu utusan Allah dan orang- orang yang beriman dengan dia, bersikap tegas terhadap orang-orang yang beriman dengan dia, bersikap tegas terhadap orang-orang kafir dan bersifat kasih sayang terhadap sesama mereka." Adapun Ifrath (berlebih-lebihan) adalah suatau sikap yang hanya mengutamakan kemarahan, sehingga ia keluar dari kebijaksanaan dan control akal, agama dan ketaatannya. Segala tindakannya hanyalah terdorong oleh nafsu kemarahan. Mereka pun tidak mau lagi mendengar nasihat. Sifat marah kini tampaknya semakin marak. Tatkala krisis keuangan semakin memprihatinkan, ditambah lagi dengan kenaikan harga dan penimbunan barang, membuat kemarahan rakyat bias meledak. Rakyat marah dengan merusak. Menjarah, mencuri, dan merampok toko-toko. Banyak orang tak memahami,sesunguhnya kemarahan itu sendiri, apalagi sampai menimbulkan kerusuhan, tidak akan bias meneyelesaikan maslah. Bila toko-toko tutup, maka dalam waktu singkat barang-barang kebutuhan keluarga akan menipis di pasaran, dan harga pun melambung lagi. Jadi semestinya dalam situasi eperti sekarang ini, orang tetap berpikir jernih. Dalam soal mengendalikan marah. Masyararakat semestinya belajar pada sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib. Dalam suatu pertempuran melawan orang kafir, ia berhasil memojokan lawannya. Lawan Ali sudah tak bias berkutik lagi, dan Ali tinggal mengayunkan pedang untuk membunuh orang kafir. Beberapa detik sebelum Ali mengayunkan pedang ke tubuh lawannya, orang kafir itu tiba- tiba meludahi Ali, untuk mengejek Ali. Air ludah itu mengenai wajah Ali. Kemarahannya pun memuncak hingga di ubun-ubun. Tapi, Ali segera sadar. Ia pun pergi meninggalkan lawannya. Ia tak jadi membunuh orang kafir itu. Sebagian sahabat yang melihat kelakuan sahabat Ali itu heran luar biasa, dan bertanya, "Mengapa tak kau bunuh orang kafir itu?" Ali pun menjawab, "Kalau ayunan pedangku tadi kuteruskan, maka aku pasti membunuh lawanku karena kemarahanku, akibat aku diludahi." Bagi Ali, pembunuhan seperti itu tidak akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Berbeda dengan membunuh orang kafir dalam perang, karena alas an menegakkan kalimat Allah di muka bumi. [jufrizal/y]
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh