Banda Aceh (Humas)--Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg membuka Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Angkatan IV, Kamis, 24 November 2022.
Kakanwil yang via zoom membuka acara secara resmi di aula lantai dua Kanwil Kemenag Aceh, diikuti para fasilitator dan 30 peserta dari jajarannya.
Kakanwil bersama kontingen Aceh sedang berada di Surakarta Jateng, dengan agenda Pospenas Nasional. Dan setelah membuka virtual dari Solo itu, Kakanwil lanjutkan agenda bersama Menteri Agama dan para Kakanwil se Indonesia.
"Acara moderasi beragama ini sangat penting, dan agenda ini satu rencana strategis (renstra) Kementerian Agama," ujar Kakanwil dalam sesi pembukaan acara, yang digelar oleh Subbag Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Aceh.
Bersama Kakanwil, ikut membahani acara empat hari ini, Sekjen, Kapus KUB Setjen Kemenag RI, dan akademisi Prof H Yusny Saby PhD.
Ikut pula Tim Falisilitator dari KUB Kemenag RI dan Rumah Moderasi UIN Ar-Raniry (Pokja) seperti Dr Mawardi MAg dan Dr Muhammad MA.
Dr Iqbal jelaskan latar belakang pentingnya orientasi moderasi beragama. Urgensi ini antara lain karena adanya keragaman dan keberagaman elemen yang hidup di Indonesia, sebagai anugerah Ilahi.
"Moderasi Beragama salah satu indikator kerukunan dan pembangunan keumatan," imbuh Kakanwil.
Kakanwil sampaikan pula bahwa karena keragaman berbagai latar belakang dan sisi kehidupan maka peluang untuk diobok-oboknya elemen bangsa sangat mudah.
"Maka perlunya dipupuk kerukunan lewat kehidupan moderasi beragama," ulanginya.
"Insya Allah melalui acara orientasi akan tercerahkan para peserta, apalagi saat narasumber nanti menyampaikan materi moderasinya, harap Kakanwil, setelah laporan Subbag Ortala dan KUB Zulfahmi SAg MH.
"Moga semua bisa mengikuti secara serius, hingga tuntas," harapnya, dalam acara yang diakhiri dengan doa bersama Ustadz Zulfikar MAg (yang juga Ketua Kelas).
Kakanwil sampaikan bahwa program moderasi dilakukan dengan kajian yang matang. Dengan harapan jadi solutif atas kemungkinan pergesekan antar anasir yang beragam di nusantara ini.
"Dengan ini pergesekan, apalagi perpecahan akan diminimalisir dan tidak ada lagi peluang untuk perpecahan sesama," ungkapnya.
Dengan pemahaman agama yang bagus bukan parsial, maka perpecahan umat beragama tidak akan terjadi. Demikian harapan kita bersama.
"Jalinan keharmonisan yang selama ini baik di antara kita dapat dimekarkan dan kembangkan," harapnya.
"Maka untuk itu, kami harapkan agar para pelopor moderasi beragama dapat memposisikan diri dalam masyarakat yang multireligius ini," harapnya.
Sebut Kakanwil," Jika pemahaman agama yang benar di antara kita, maka kita akan saling memahami."
"Lantas kita akan saling mendakwahkan dan mencerahkan sesama dengan semangat wasathiah ini," ajaknya, untuk menebarkan kedamaian dan sipirit moderasi juga pada ASN yang belum bisa ikuti dan kepada warga di lingkungan kita di mana kita berada.
Lanjut Dr Iqbal, bahwa sebagai satu strategi, harapan kita, kehidupan umat beragama selalu damai, toleran, dan saling menghargai akan keberagaman.
"Perlunya menciptakan semangat beragama dan kehidupan berbangsa," katanya lagi dalam zoom pembukaan, yang dalam aula, dan yang menjadi kameramen Ahsan Khairuna SSosI (Tim Humas Kanwil) ini.
Dalam konteks keacehan, lanjut Kakanwil, kerukunan sungguh terawat baik, dalam damai. Meski mayoritas umat di sini Muslimin. Dan yang minoritas sangat nyaman dan damai di Aceh.[yyy]