Banda Aceh --- Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) bersama para Kasi Penmad dan Kasi PAI Kankemenag sukseskan acara Sosialisasi KMA No. 437 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, Sabtu (7/1/2022).
Bersama Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi (Kurev) Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis), Dr Suwardi MPd, acara sebelum Kakanwil Awards ini, dihadiri dan didampingi antara lain Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Penmad Kanwil kemenag Aceh Drs H Nasruddin MAg, Kasi PAI Kankemenag Kota Sabang Hj Nuranifah SAg MPd, Kasi Penmad Kemanag Aceh Besar Suryadi, SAg dan sejumlah Kepala Madrasah di Aceh Besar.
Dalam kegiatan yang dipusatkan di Aula Madrasah Terpadu Tungkop ini Dr Suwardi mengatakan dalam presentasinya agar seluruh guru untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran agar melahirkan peserta didik yang kreatif dan berprestasi.
"Guru sebagai ASN dituntut untuk terus disiplin dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat," sebut Suwardi.
"Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana pembelajarannya akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta memperkuat kompetensi," lanjut Kasubdit.
Ia menjelaskan dengan kurikulum ini, dapat membantu guru untuk memilih berbagai perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
“Karakteristik utama dari kurikulum Merdeka adalah Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila," ucap Suwardi.
"Sebagai madrasah terpadu banyak hal yang dapat dilakukan, menurutnya madrasah terpadu tungkop menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia, dan ini merupakan ke unikan, karena terpadunya berada dalam satu komplek, satu pagar dan satu pintu masuk," jelas Suwardi.
“Dengan keunikan tersubut jadikanlah kekuatan untuk terus maju, lakukanlah lebih awal sebelum orang lain melakukannya, dan terus berbuat untuk menjadikan madrasah mandiri berprestasi” tutur Suwardi.
Suwardi juga berharap untuk terus membuat program terpadu antara MIN, MTsN, dan MAN. Dapat dilakukan dalam bentuk program pembinaan siswa berjenjang, misalnya program tahfiz yang memiliki target dari MIN sampai MAN. Melakukan kolaborasi pembinaan bakat siswa dengan saling bertukar guru, penguatan bidang riset dan pengembangan bakat lainnya.[y]