[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya] Apresiasi dan selamat disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh dan jajarannya, pada Nazla Nursalsabila dan kawan-kawan, yang sukses bawa pulang emas dalam Lomba Mendongeng Anak-anak se ASEAN, di Pulau Pinang.
Dalam amanat apel Senin (5/10), selamat dan apresiasi, juga pada Bidang Penmad Kanwil, kembali disampaikan pembina apel, atas raihan ini. “Ini prestasi luar biasa, tingkat ASEAN, dan selamat,” kata Kabid PHU Kanwil Kemenag Aceh Drs H Herman MSc, pada peserta apel di halaman tengah Kanwil.
Adalah Nazla Nursalsabila, salah satu siswa MIN Mesjid Raya (Mesra) Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh yang bawa judul ‘Ahmad Mude’ itu, raih juara I, dalam acara yang digelar di Universitas Sains Malaysia Pulau Pinang, Jumat-Sabtu (2-3/10).
Selain Nazlia, perunggu diraih peserta lainnya, dalam acara yang Aceh kirim tujuh delegasi, termasuk pendamping. Perunggu (Juara III) diraih Inda Mauiza (MIN Teladan Lamteumen), Ananda Pratama (MIN 1/MIN Model). Dalam tur lomba ke Malaysia itu antara lain, ikut Kasi Kurikulum Bidang Penmad Kanwil, Drs H Taharuddin MPd.
Di mana Nazla belajar? Nazla yang kali ini ke Malaysia, yang dipandu juga oleh istri Munawar SE (mantan bendahara Kanwil) itu, sehari-hari bersama kawan belajar di madrasah, yang lokasinya sebelahan dengan Makam Pahlawan, yang boleh juga jadi model pembelajaran masa kini.
Akhir tahun lalu, admin pernah diundang USAID Prioritas, dalam sebuah paket acara Media Briefing bersama puluhan rekan media, juga TVRI dan Aceh TV, juga media online. Dalam acara ‘studi lapangan', bagian dari “Media Briefing tentang Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Madrasah/Sekolah dan LPTK” ke MIN Mesra, Selasa 23 Desember, ternyata ikut juga Komite MIN, dan Anggota DPRA.
Usai melihat dan memotret, evaluasi dan ramah-tamah diberikan Kepala MIN, Bu Ummi (Hj Ummiyani MPd). “Terima kasih, atas kehadiran Anggota DPRA, Bardan Sahidi bersamaan dengan praktik lapangan tim peserta Media Briefing USAID Prioritas, moga bisa membantu pembangunan madrasah kami,” pinta Kepala MIN Mesjid Raya, Gampong Ateuk Pahlawan, Banda Aceh.
Dan benar saja saat Anggota Dewan diminta sambutan, dia yang asal Aceh Tengah menyahutinya, membangun lantai ruang yang belum berkeramik, dan lainnya, seraya secara simbolis, pada Ketua Komite MIN Mesra (Mesjid Raya Kec. Baiturrahman) Drs Muhammad Ali, serahkan bola voli dan perangkatnya, yang diabadikan rekan wartawan, selaku peserta acara training-mitra USAID, dan juga dari rekan Harian Serambi Indonesia, Jalimin (wartawan di desk kota).
Pinta Bardan, “Dana kita ambil dari dana taktis. Silakan ke ruang saya di DPRA.” Lalu Muhammad Ali, Komite menyambung, “Kami mohon bantuan lokal beberapa lagi. Kami mau ini bisa jadi salah satu madrasah unggul.”
Ketika ditanya, ‘kiban (gimana) kiat membangun madrasah, yang bisa membedakan ‘luar dan dalam’ dengan lainnya, usai bermitra dengan USAID setahun lalu?’ Jawab Dra Hj Ummiyani MPd, “Dari hati, ikhlash, dengan prilaku kita dulu, pembelajaran dengan praktek, serta semua pelajaran bermedia, bukan ceramah.”
Lanjutnya, “Saya semangati guru, saya juga mengajar ya, saya guru dan sekaligus dikasih peran kepala, bahwa ‘apa jawab kita saat ditanyai Allah’, serta ‘apa yang kamu lakukan di saat kami diamanahi’? Ayo apa jawab kita, hai guru, komite, dan pengawas?”
“Saat saya diangkat,” kisah Bu Ummi (mantan Kepala MIN Rukoh dan MIN Merduati), “Komite maunya MIN Mesjid Raya bisa merupakan gabungan dengan MIN Rukoh dan MIN Merduati.”
Saat baru dimutasi ke MIN samping Makam Pahlawan itu, dia berembuk dengan ‘tetangga’. “Saya ke kentor geuchik. Tidak ada kepala madrasah yang menjumpai ke rumah geuchik. Dia senang, dia merasa tersanjung, dan dia membantu madrasah,” kisahnya pada tim USAID Prioritas, yang merupakan acara hari kedua, yang sebelumya simulasi di Helmes Palace, dan usai itu kembali ke hotel itu.
“Saya bilang, saya mau rapikan tropi yang berserak dan pajangkan di luar, tolong kita amankan. Jika ada warga yang memakai madrasah, tolong tidak mengganggu sarana yang ada. Sehingg geuchik pun merasa memiliki, dan ikut semua kegiatan madrasah,” kenangnya.
Lalu, ajaknya berkiat, programkan apa yang kamu lalukan, lakukan apa yang kamu kuasai, lalu susun konsep, susun strategi menuju ke tujuan bersama.
Demikian ajakan Dra Hj Ummiany SAg MPd, yang juga salah satu fasilitator USAID Prioritas, yang di Aceh mitranya hanya ada beberapa SD/MI dan SMP/MTs, di beberapa kabupaten/kota saja. Katanya, “Guru itu ibu dan bapak bagi anak lain. Pengawas juga. Serta Komite juga.”
Lebih lanjut kata Kepala Madrasah, “Kepala Madrasah itu guru, yang ada kerja tambahan. Lewat media, mengajarlah. ‘Kenapa tidak mengajar seperti ibu Kepala?’ tanya anak-anak pada guru lain yang mengajar bukan dengan media. “Ketika jadi ibu, saya merangkul ibu-ibu, dan warga,” kiatnya.
“Saya mengambil sampah, saya datang awal dan salami anak di gerbang, saat yang lain belum tiba…. Saya tidak membawa yang baru, saya tidak memaksa, para guru silakan dengan ‘tradisi’ lama. Tapi lama-lama mereka juga sepakat dengan kita,” sindir kepala yang berdomisi di Ie Masen Kayee Adang Kec. Syiah Kuala itu.
Lalu kiat lain, unjukkan keteladanan, kerjasamalah, amanahlah, akuntabilitas, sinergitas, prilaku baik dari kita di atas, teladan dari Kamad misalnya, perbaharui sarana sesuai dana, dan transparansikan hasilnya.
Selanjutnya, pembelajaran dengan berbasis manajemen sekolah, musyawarahkan dengan sesama, dan genjot minat baca yang dibuktikan dengan pajangan rak di setiap depan lokal, selain pustaka madrasah. Juga adakan gambar di semua sudut, semua sudut ‘berbicara’ dengan kata-kata dan doa, serta metode praktik banyakkan.
Selama dua hari, Senin-Selasa (22-23/12) awak media/humas, diajak pihak USAID Prioritas untuk agenda penting, “Media Briefing”. Serta menyikapi perkembangan dunia pendidikan terkini.
Acara di Helmes Palace Banda Aceh itu banyak dibahani secara beriringan dengan simulasi dan praktik, sehingga materi pun tidak lama-lama, dan berpanelis pula. Jadi, di sanalah Nazla bersekolah dan belajar mendongeng… []