[Karang Baru │ Muhammad Sofyan] Matahari hampir sampai di titik nadhir, ketika sebuah mobil Avanza warna Hitam BL 352 U milik H. Tgk. Insyafuddin, ST memasuki halaman Kankemenag Tamiang, kemudian meluncur kembali dengan membawa empat orang pegawai Kankemenag, tiga dari Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam dan satu orang dari Urusan Umum (Kontributor Tamiang untuk website Kanwil Kemenag Aceh).
Tujuan keberangkatan rombongan tersebut adalah mengunjungi dan bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Awqaf Binaul Ummah Kampung Suka Mulia Rantau Aceh Tamiang. Kunjungan itu juga terkait dengan usulan PP tersebut untuk mengurus izin operasional.
Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 35 menit dengan melewati jalan berliku yang kadang mendaki terkadang menurut, kadang mulus terkadang berlubang, melewati persawahan dan perkebunan serta perkampungan warga, kadang pula melewati lereng perbukitan dan terkadang berada di puncaknya, akhirnya rombongan sampai di lokasi Ponpes tersebut.
Ponpes yang berdiri di atas tanah seluas 2,7 hektare dipimpin oleh Dr. M. Sofyan, Lc, MA memiliki siswa 33 orang dengan tenaga pengajar 8 orang (4 laki-laki, 4 perempuan). Ponpes ini merupakan swadaya dari masyarakat kampung setempat sehingga diberi nama “AWQAFBINAUL UMMAH” yang bermakna “Wakaf untuk Pembinaan Ummat”.
Dalam kunjungan Waki Gubernur Mualim (Muzakir Manaf) beberapa waktu lalu menjanjikan akan memberikan bantuan dua lokal ruang belajar. Tgk. Mahyaruddin Yusuf Anggota DPRA yang ikut dalam rombongan juga menjanjikan bantuan satu lokal ruang belajar.
Lokasi Ponpes yang berada di puncak bukit memberikan pemandangan yang asri dan indah, angin spoi-spoi dari celah pepohonan perkebunan rambung (pohon karet) yang ada di sekitarnya memberikan nuansa nyaman buat belajar.
Menurut keterangan salah seorang guru di Ponpes tersebut, para santri/santriwati di ponpes itu selain diberikan pelajaran Dayah juga menerapkan penghafalan Al-Quran. Rencananya akan diakdakan juga pelatihan peternakan dan pertanian bagi santri sebagai tambahan bekal untuk mandiri setelah usai menuntut ilmu di Ponpes.
Usai menyantap hidangan yang disediakan dengan lauk ayam kampung yang merupakan hasil peternakan santri di ponpes itu dan ikan lele sumbangan dari masyarakat, rombongan melaksanakan Shalat Dzuhur di Mushala yang tepat berada di puncak bukit.
Angin spoi-spoi yang bertiup menimbulkan rasa kantuk, usai shalat ingin rasanya merebahkan diri namun karena keterbatasan waktu tak dapat kami lakukan, hanya dapat istirahat beberapa saat saja, selanjutnya rombongan kembali ke Kankemenag Tamiang dengan rute dan pemandangan yang sama. [yyy]