CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Abrar Zym, Raja dan Kakek

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 1473
Senin, 22 Juni 2015
Featured Image

[Kanwil | Yakub]  Di pagi yang masih agak dingin, H Abrar Zym SAg, Kabid PD Pontren (Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh itu, mengulangi lagi sebuah dialog antara raja-kakek. Dialog singkat ini mengajarkan kita, yang muda dan tua, yang baru dan yang akan pensiun, agar tetap kerja dan semangat.

“Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, semoga semua amalan kita diterima Allah SWT,” ajaknya di awal apel, di halaman Kanwil, yang diamini para peserta apel yang juga tetap ramai.

Paling kurang ada dua nilai dari ibadah Ramadhan, yakni disiplin dan kontrol diri. “Imsak itu menahan diri, imsak itu awal dari disiplin, dan  tidak ada yang melarang kita imsak. Semua kita adalah polisi bagi diri sendiri, selama Ramadhan,” jelasnya di samping Mushalla Al-IKhlash Kanwil itu

Di hadapan peserta apel Senin (22/6), dari Staf, para Kasi/Kasubbag, para Kabid, dan para Pembimas di Kanwil Kemenag Aceh, Ustadz Abrar memulai satu kisah, dengan gaya kocaknya:

“Seorang Raja bernama Nusyirwan, pada suatu hari jalan-jalan di pedesaan. Raja dapati seorang kakek yang sedang menanam kurma. Dan raja ingin mengetes ketekunan kakek,” H Abrar memulai.

Tanya Raja dari Kekaisaran Persia itu, “Apa di tangan kakek, dan kek sedang apa di sana?”

“Sebiji kurma, sedang menanam kurma, wahai Tuan Raja,” jawab kakek yang sudah ‘uzur, yang sudah dekat kubur.

“Untuk apa kek, bukankah kakek sudah senja, kurma belum berbunga, kurma belum sempat berbuah, kakek sudah meninggal…,” tanya Raja, penguasa negara yang kini disebut Iran, pada kakek yang tubuh ringkih dan badan sudah bungkuk.

“Tuan Raja, ada dua alasan saya menanam biji ini. Pertama saya teringat amanah Rasulullah SAW yang mengajarkan, bahwa ‘Jika di tanganmu ada biji, dan kamu tahu besok akan kiamat, tanamlah biji itu….’,” jawab kakek yang rambutnya sudah memutih, dan giginya sudah ompong itu.

Kedua, bukankan yang kita makan sekarang ini buah dari tanaman yang ditanam orang sebelum kita. Salahkah saya wahai Tuan Raja, andai saya menanam agar bisa dinikmati orang sesudah kepergianku?” tanya dan jawab kakek diplomatis.

“Bahwa apa yang kita ukir sekarang, akan dikenang dan dipetik oleh anak cucu kelak, meskipun cucu nanti berebutan memanen hasil kerja kakeknya,” jelas Ustadz Abrar, yang beberapa bulan lalu sempat ke Lebanon, jajaki kerja sama dayah Aceh dengan negara Timur Tengah itu.

“Jangan berdalih, saya ‘kan mau pensiun, untuk apa kerja keras,” sindir Kabid PD Pontren, H Abrar asal Labuhan Haji Aceh Selatan itu, pada peserta apel, di antaranya ada Kabid Urais Binsyar Drs H Hamdan MA, Kabid Penais Zawa Drs H Bukhari MA, dan Kabid PAI Drs H Saifuddin AR.

“Cerdik sekali pemikiran kakek ini,” Raja membatin, dan diserahkannya pada kakek sejumlah dirham, tanda Raja senang dengan tekad dan motivasi dari kakek.

“Iya ‘kan Tuan Raja, baru kita menanam, sudah bisa mengetam hasilnya…,” balas kakek setelah menggenggam dirham, sambil berterimakasih, syukran pada Raja.

H Abrar yang tahun ini dapat amanah sebagai petugas TPHI Aceh, mengakhiri amanat apel perdana, pagi Ramadhan (5 Ramadhan) itu, “Raja tambah senang, dan diserahkannya lagi dirham, lalu diterima kakek, dan balasanya lagi dengan kalimat syukran.”

“Iya ‘kan baru menanam, belum berbuah sudah dapat pensiunan….,” tutup Pak Kabid, yang disertai tawa jamaah apel, sambil hadap kanan dan hadap kiri, masuk ke ruang, karena kantin tutup. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh