Tapaktuan (Dedi Armansyah) -- Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan mengadakan rapat koordinasi (rakor) penyuluh agama islam fungsional dan penyuluhan agama islam (PAI) non PNS di aula Dinas Pariwisata, Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, Selasa (23/4).
Kegiatan yang diikuti oleh 131 penyuluh agama islam non PNS dan 12 penyuluh agama islam fungsional dilingkungan Kankemenag Aceh Selatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terhadap bentuk laporan bulanan, sekaligus mengevaluasi kinerja penyuluh agama islam non PNS dari tahun 2017 sampai tahun 2019 ini, sehingga menghasilkan suatu rekomendasi untuk dilaksanakan penyuluh dilapangan, baik penyuluh zakat, penyuluh perkawinan, penyuluh waqaf, penyuluh buta aksara al qur'an, penyuluh narkoba, penyuluh produk halal, dan penyuluh kerukunan umat lebih baik kedepan, jelas panitia.
Rekomendasi dimaksud yaitu :
1. Penyuluh agama islam non PNS masuk kantor minimal dua hari dalam seminggu
2. Mempunyai dua lembaga pembinaan minimal satu orang penyuluh
3. Laporan bulanan diserahkan tepat waktu ( tanggal 3 setiap awal bulan)
4. Meningkatkan kinerja dan inovasi terhadap kepenyuluhan
5. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak kantor urusan agama
6. Penyuluh agama islam fungsional agar dapat melakukan pembinaan terhadap penyuluh agama islam non PNS.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kakankemenag Aceh Selatan Rislizar Nas S Ag, Kepala seksi Bimas Islam H M Suryadi Anwar S Ag, serta Kepala seksi Pendidikan Agama Islam H Muhibbudin S Ag.
Dalam arahannya, Rislizar Nas pertama kali menyampaikan rasa syukur dan sangat gembira, "ketika dimana pelaksanaan rakor ini dapat menghadirkan tengku tengku, ustaz ustazah, gure gure mengaji yang ada dalam Kabupaten Aceh Selatan ini sehingga dapat bertemu dan bertatap muka dengan bapak ibu sekalian yang notabenya tugas dan fungsi Kementerian Agama sangat dipengaruhi oleh hadirnya penyuluh di masyarakat", jelasnya.
Beliau menjelaskan bahwa dimana visi Kementerian Agama itu adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin, yang tidak terlepas dari peran penyuluh agama islam dalam mewujudkannya.
"Melalui rakor ini, tambah beliau, bagaimana nanti kita bisa berbicara tentang bagaimana kita menyadari bahwa tugas dan fungsi penyuluh tidaklah ringan, kembali lagi tentang bagaimana cara kita dapat mencerdaskan kehidupan bangsa ini yang taat beragama, dan saya fikir itu sangatlah sulit, tapI dengan adanya bapak ibu sekalian setidaknya bisa meringankan beban bangsa ini".