[Kanwil News | Lia Hilal] Apel senin 24 Maret 2014, H. Abrar Zym, S.Ag. Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kanwil Kemenag Provinsi Aceh bertindak selaku pembina apel, menyampaikan amanah bahwa ada 3 macam cerita tentang pengamen, dimana kita dapat mengambil pelajaran berharga dari ketiga kisah ini dalam cara kita melaksanakan pekerjaan.
1) Ketika sebuah keluarga sedang makan di sebuah rumah makan, lalu datanglah seorang pengamen menghampiri, lalu langsung peng amen tersebut bermain alat musiknya dan bernyanyi dengan suara yang tak enak didengar. Setelah selesai, pengamen tersebut langsung menyodorkan kantong meminta uang jerihnya bernyanyi. Keluarga itu mencari uang kecil (Rp.1000) dan memberikannya dengan tangan yang masih kotor makanan.
2) Ketika seorang pengamen hendak menghampiri keluarga yang sedang menikmati makanan di rumah makan, pengamen itu berfikir jika ia langsung menghampiri dan bernyanyi dihadapan keluarga itu khawatir keluarga itu terganggu. Maka ia menunggu selesai makan lalu datang dan memohon izin pada keluarga tersebut untuk menghibur, keluarga itupun menikmati hiburan tersebut dan kemudian memberikan uang Rp. 5000 dengan sukarela kepada pengamen itu.
3) Seorang pengamen datang menghampiri sebuah keluarga dengan bersahaja menyodorkan sebuah CD lagu, sambil berkata; “CD itu adalah cerita tentang anak jalanan yang terlantar dan sengsara hidupnya, perkenankan saya menyanyikan salahsatu lagu yang ada didalam CD tersebut. Jika bapak ibu senang boleh membeli CD ini dengan harga Rp.35.000 yang akan digunakan untuk membantu meringankan beban hidup anak terlantar di jalan, jika tidak berkenan membelinya maka saya bersedia memberikannya cuma-cuma untuk bapak/ibu”. Kemudian pengamen itu bernyanyi dengan suara bagus dan penuh penghayatan. Sehingga keluarga itu pun cukup terharu mendengarkan nyanyiannya. Pada akhirnya keluarga itu menyodorkan uang Rp. 50.000 dengan senang hati sambil tersenyum kepada pengamen tersebut. Padahal pengamen itu sudah mengatakan bahwa harga CD itu hanya Rp.35.000.
Pelajarannya adalah; pertama, model pekerja yang hanya untuk mendapatkan keinginannya saja tanpa menggunakan pikiran dan hati, uang receh pun harus didapatnya tanpa berpikir panjang. Kedua, model pekerja yang menggunakan pikirannya untuk mencapai tujuan, ketiga model pekerja yang menggunakan hati untuk bisa mencapai tujuan dan meraih simpaty. Mari kita bekerja dari hati dan dengan hati. demikian ujar pembina apel pada akhir amanahnya. (lh)