CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Perjalanan CJH Aceh Tenggara Rekam Biometrik ke Banda Aceh

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 783
Selasa, 9 April 2019
Featured Image

Banda Aceh (Yakub/Inmas)--Sejak proses perekaman biomatrik diberlakukan di tanah air, sebelum Calon Jamaah Haji (CJH) berangkat ke Tanah Suci, tahapan dan dinamika jamaah pun ikut bertambah, juga untuk jamaah di seluruh Aceh. 

Kendala transportasi dan jauhnya geografis di seantero Aceh, salah satu kendala di lapangan.

Misalnya musibah yang baru saja dialami CJH asal Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) saat menempuh rute bebukitan, untuk laksanakan rekam biometrik ke Banda Aceh.

"Bus mengalami mogok di kawasan Meluak Kabupaten Gayo Lues, dan kawasan Kabupaten Bener Meriah. Kemungkinan karena jalan jauh, pecah ban, dan gangguan mesin mobil. Sehingga jemaah sampai ke Asrama Haji tidak bisa serentak," jelas Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kankemenag Agara, H Amon Yadi SSosI MA.

"Terakhir tim panitia kabupaten terpaksa gonta-ganti mobil agar bisa sampai ke Banda Aceh, bahkan sampai menaiki pick up yang kebetulan melintasi jalan," kisahnya. Musibahnya juga ada yang terjadi saat malam hari, di lintasan Bener Meriah.

"Bus armada yang ditumpangi 74 jamaah ialah mini bus kijang, Toyota Innova," jelas H Amon Yadi saat sudah tiba dan dampingi perekaman jamaah di Lantai 3 Pasar Atjeh, kantor Tasheel Banda Aceh.

Secara geografis Agara lebih dekat ke Medan, Sumut. Jika diberlakukan sistem zona untuk suatu acara atau titik perekaman biometrik, daerah Tanah Alas itu, lebih dekat ke Takengon Aceh Tengah. Jika dari Kutacane (ibu kota kabupaten) ke Banda Aceh, bisa lebih seharian, atau semalaman.

Jarak Kutacane - Banda Aceh yang lebih dari 550 km, dengan keadaan jalan dan alam pegunungan, kadang ditempuh dalam puluhan jam. "Dari Agara berangkat pukul 10.00 WIB, pagi," sebutnya, dengan prediksi tiba tepat waktu malam hari ke UPT Asrama Haji Aceh, untuk istirahat. Dan siang tadi bisa langsung perekaman.

Sesuai jadwal yang disepakati Kankemenag Agara dan Kanwil, serta pihak Visa Fasilitation Service (VFS) Tasheel, perekaman diskedulkan siang Selasa (9/4). "Jumlah jemaah yang rekam biometrik VFS Tasheel, 74 orang," sebutnya saat jamaah tiba di asrama haji.

Untuk perekaman ini, CJH Embarkasi Haji Aceh (BTJ), diwajibkan hadir dari 23 Kab/Kota di Aceh, ke kantor Tasheel, Banda Aceh, lembaga yang ditunjukkan Arab Saudi untuk perekaman tangan dan wajah bagi calon jamaah haji dan umrah itu. 

Kabid PHU Kanwil Kemenag Aceh H Samhudi SSi sampaikan, bahwa untuk BTJ sebelum musim haji 2018, perekaman masih di bandara Jeddah atau Madinah, begitu jamaah tiba.

Pada musim haji 2018 perekaman di embarkasi atau dalam asrama, saat jamaah tiba. Dengan tahapan ini di sini, membuat jamaah terlalu lama menanti untuk menaiki bus sesampai di sana.

"Kini perekaman biometrik telah disyaratkan untuk pemvisaan, sebelum terbang," kata Samhudi di sela-sela hari kedua Rakor Penyusunan Anggaran Kerja Satker (RKA-SK) Kemenag Aceh 2020, Selasa (9/4).

Kemudian Kabid PHU, mewakili Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, lanjutkan lagi dengan satu acara kesehatan haji yang bermitra dengan Kemenkes RI di Bogor.

"Memang perlu energi ekstra bagi Kemenag Kabupaten/Kota dan calon jamaah, sejak Arab Saudi berlakukan rekam biometrik di tanah air. Apalagi jika domisili yang sangat jauh dengan lokasi perekaman, dari Simeulue, Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang misalnya," sambung Juhaimi, salah satu Calon Petugas Kloter BTJ, yang pada bulan Maret lalu (18-27/3), bersama TPHI/TPIHI/TKHI telah selesaikan pembekalan di UPT Asrama Haji Aceh.

Sebutnya, memang dengan pemberlakuan rekam biometrik sebelum berangkat haji dan umrah, akan memudahkan jamaah sesampai di Jeddah atau Madinah. Namun jika lokasi perekaman cuma terpusat di satu titik, juga memberatkan perjalanan jamaah.

"Padahal kita sudah memohon agar ada penampakan titik mobilisasi tim rekam ke Lhokseumawe, Takengon, dan Tapaktuan, tapi belum ada respon pihak VFS Tasheel," pungkasnya.

Dengan kejadian seperti ini, tambahnya, bisa menjadi pertimbangan pihak Tasheel untuk bisa memobilisasikan tim ke titik-titik lain yang lebih berdekatan dengan daerah jamaah. Ini juga sebagaimana juga harapan Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh sebelumnya.

Juhaimi tambahkan, syukur kali ini, tidak sampai kejadian seperti dialami CJH Sulsel, bulan lalu. Sebagaimana kabar tribunnews, Jumat (29/3), Kasi PHU Kankememag Soppeng H Abdul Muin Sulsel, kabarkan bahwa satu CJH asal Buludua, Kec Marioriwawo, Kab Soppeng, seusai perekaman di Makassar, kecelakaan di jalan raya.[Sy]


Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh