Takengon (Alfansyie) --- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah melalui Seksi Bimbingan Katolik melakukan Pembinaan Tenaga Kependidikan Katolik Formal dan Informal Tahun 2020 di Grand Hotel Penemas. Jum'at (6/3/20).

Ketua panitia, Mian Pasaribu dalam laporannya mengungkapkan, pembinaan tenaga kependidikan formal dan informal di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman Agama bagi umat Katolik.

"Melalui pembinaan tenaga kependidikan formal dan informal, kita tingkatkan kualitas pemahaman agama bagi umat katolik di kabupaten Aceh Tengah," 

Tambahnya, kegiatan pembinaan tenaga kependidikan Agama Katolik ini akan berlansung selama dua hari di Grand Hotel Penemas yang diikuti oleh 30 peserta.

"Kegiatan ini dilakukan selama dua hari, mulai dari tanggal 6 Maret sampai 7 Maret 2020 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang." pungkasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Aceh Tengah, Drs H Amrun Saleh MA membuka kegiatan pembinaan tenaga kependidikan Agama Katolik yang berlangsung di Grand Hotel Penemas, Takengon, Jum'at (6/3) sore.

Dalam Sambutannya, Kakankemenag menjelaskan Negara menjamin dan melindungi tiap-tiap warga negara untuk memeluk agama dan keyakinannya masing-masing.

"Di Negara kita, sebagaimana pasa 29 UUD 45, bahwa semua pemeluk agama dapat melaksanakan ajarannya, sesuai dengan kepercayaan dan keyaninan masing-masing, begitu juga dengan umat Katolik dapat menjalankan ajaran Katolik sesuai dengan keyakinannya," terang Drs H Amrun Saleh MA.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai suku, ras serta agama, namun tetap rukun dalam aspek kebersamaan.

"jangan mencari perbedaaan antara suku, ras dan agama, bangun silaturahmi antar umat beragama, karena saya yakin setiap agama mengajarkan nilai-nilai silaturahmi dan kebersamaan" jelasnya.

Terakhir, Kakankemenag Aceh Tengah menyampaikan bahwa tugas Kementerian Agama adalah meningkatkan kualitas hubungan umat beragama dan juga internal umat beragama.   

Salah satu maksud dari kegiatan ini adalah untuk menegaskan masyarakat Katolik sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Bangsa dan ikut bertanggungjawab menemukan solusi atas kondisi Bangsa, serta untuk menemukan potensi masyarakat Katolik yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembinaan tenaga pendidikan Katolik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.[]