(Kemenag Simeulue -Inmas) - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Simeulue menggelar Upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Lapangan Pondok Pesantren Ashabil Ma’had Qur’an Simeulue,  Desa Suak Buluh Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue, Menariknya, para petugas dan peserta upacara berpakaian ala santri. Kamis, 24 Oktober 2019.

Upacara Hari Santri Nasional ini diikuti oleh sejumlah santri dari Pondok Pesantren se Kabupaten Simeulue, dan dihadiri oleh bapak  Bupati Simeulue Erli Hasim, S.H., S.Ag., M.I.Kom dan Wakil Bupati Simeulue , Danramil, Danlanal, Dandim, Kapolres Simeulue, Ketua DPRK Simeulue, dan seluruh jajaran SKPK Simeulue, dan bapak Bupati Simeulue bertindak sebagai Inspektur upacara.Erli Hasim, S.H., S.Ag., M.I.Kom.

Hadir juga sebagai peserta upacara, Plh. Kepala Kemenag Simeulue, Drs. H.Ali Nurman bersama Plh, Kasubbag TU Kemenag Simeulue Julian SE,  Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam(PAKIS), Mus Mulyadi, S.Ag, Kasi PHU Kemenag Simeulue Drs.H. Yusman, MY, Pengawas Tingkat Menengah Dinul Amin, S.Pd serta Pengawas Dra. H. Faudhiah, Perencanaan Kemenag Simeulue Rahmadsyah, SH, sekaligus beserta staf KanKemenag Simeulue, Pimpinan Ponpes se-Kab. Simeulue dan beberapa Pimpinan Ormas Islam beserta para undangan lainnya.

Dalam sambutan seragam yang dibacakan oleh  Bupati Simeulue Erli Hasim, S.H., S.Ag., M.I.Kom, menjelaskan bahwa penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri, merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad”, yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Lebih lanjut Beliau mengatakan, Peringatan Hari Santri 2019 mengusung tema “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”.

“Isu perdamaian diangkat berdasar fakta, bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam Rahmatanlilalamin, islam ramah dan moderat dalam beragama.” Ungkapnya.

Ratusan santriwan santriwati memenuhi halaman Lapangan Pondok Pesantren Ashabil Ma’had Qur’an Kabupaten Simeulue untuk mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) V Tahun 2019, Kamis (24/10).

“Peringatan Hari Santri 2019 yang mengusung tema Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia tersebut  diangkat berdasarkan fakta yang sejatinya pesantren merupakan laboratorium perdamaian, ujar Bupati Simeulue Erli Hasim, S.H., S.Ag., M.I.Kom, saat membacakan sambutan Sekjen Kemenag An. Menteri Agama RI.

Sebagai laboratorium perdamaian, menurut menteri, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural.

Dengan cara seperti inilah, sebutnya, keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud melalui semangat ajaran yang dapat menginspirasi untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia.

Menurut menteri, setidaknya terdapat sembilan alasan dan dasar pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian,  kesembilan alasan itu diantaranya kesadaran harmoni beragama dan berbangsa, metode mengaji dan mengaji, para santri biasa diajarkan untuk khidmat (pengabdian) yang merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial.

Selanjutnya, pendidikan kemandirian, gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren, lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal ringan hingga serius, merawat khasanah kearifan lokal, prinsip maslahat merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar oleh kalangan pesantren.

Selain itu, lanjut dia,  penanaman spritual tidak hanya hukum Islam  yang didalami, namun banyak pesantren juga melatih para santrinya untuk tazkiyatun nafs yaitu proses pembersihan hati.

Upacara Hari Santri di Kabupaten Simeulue 2019 ditandi pengibaran bendera merah putih oleh pasukan pengibar bendera yang berasal dari para santri dengan mengenakan pakaian seragam disertai peci. 

(Safardin)*