Catatan RN

Suasana di ruang rapat DPRK Aceh Tamiang terlihat ramai tadi malam, (Senin, 22/1/2018), disana ada dari berbagai kalangan masyarakat, keramaian itu bukanlah sidang paripurna dewan setempat, akan tetapi masyarakat yang ingin menyaksikan langsung film dokumenter Cahaya di Atas Bukit karya Kanwil Kemenag Aceh. 

Disana hadir Bupati dan wakil Bupati Aceh Tamiang, Kakanwil Kemenag Aceh dan Kakankemenag se Aceh, Ketua DPRK dan Forkompimda Kabupaten setempat serta ratusan masyarakat lainnya.

Film yang berdurasi 40 menit itu mengisahkan tentang dua tokoh peduli terhadap pendidikan, yaitu Almarhum Pak Thamrin di Aceh Tengah da aku pak Jufri di Aceh Tamiang. 

Usai Pemutaran Film itu, terlihat keharuan penonton, tak terkecuali pak bupati,  sampai sampai setelah film usai, ia mengambil microfon dan mengumumkan bahwa Pemkab Aceh Tamiang siap menghibahkan tanah untuk pembangunan MA unggul di Aceh Tamiang. 

Ada kesan tersendiri, saat pak jufri bertemu Kakanwil, isak tangis pak jufri pecah, terharu kepada inisiator film dokumenter yang mengisahkan perjuangannya membangun pendidikan.

Begitu juga halnya, saat pak jufri bertemu Kru film, keharuan mendalam disana, teringat saat tim beberapa hari menemui, malam itu Kru Film juga foto bersama Tokoh pendidikan di Pedalaman Aceh Tamiang itu, ia akan adalah Pak Jufri, sang  Pendiri MIS al kausar di Gampong Jambo Rambong Kec Tamiang Hulu, Aceh Tamiang.

Saat itu, Madrasah tersebut dindingnya terbuat dari tepas bambu yang suda banyak bolong, berlantaikan tanah. Ia bersama istrinya mendirikan sekolah ini, untuk pendidikan anak Negeri, ia bukanlah seorang tokoh, bukan pejabat atau kaum intelektual, bahkan ia tidak bersekolah, hanya menjalani pendidikan dasar selama 6 bulan saja. 

Tapi ia telah berbuat sesuatu untuk anak bangsa, yaitu membangun membangun pendidikan, disana, ia jadikan dirinya sebagai cermin, melihat ke belakang, kenyataan pahit mereka untuk berjuang menjalani hidup, sehingga berinisiatif untuk membangun pendidikan disana. 

Kini Madrasah itu telah sudah memiliki gedung layak, berkah bantuan donasi masyarakat yang dikumpulkan oleh salah satu LSM, bantuan Kemenag da aku bantuan salah satu Bank. Kini sosok itu menjadi inspirasi banyak orang, keterbatasan mereka tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk membangun pendidikan di daerah pedalaman itu. Baginya membangun madrasah bagi anak-anak sekitar untuk melanjutkan pendidikan adalah memberi cahaya peradaban.[] 

"Cahaya di atas Bukit"