CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Mari Kita Wariskan Nasihat Lukmanul Hakim kepada Anak Kita

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 669
Jumat, 2 Mei 2014
Featured Image

[Karang Baru-Muhammad Sofyan]  Berikut ini adalah Khutbah Jum’at yang disampaikan Salamina, MA Kakankemenag Tamiang pada Jum’at (2/4) di Masjid Nurul Hasanah Tanah Terban Aceh Tamiang. Untuk renungan para guru dan para orang tua.

Hari ini seluruh Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan tema Hardiknas Tahun ini adalah membangun Peradaban dan memanusiakan manusia .

Dalam sejarah pendidikan di indonesa terjadi perubahan hampir setiap tahunnya, kita mengenal Pakem, KTSP dan terakhir kita mengenal Inplementasi Kurikulum 2013.

Para Pendidik, Tokoh Pendidikan, mencari berbagai macam formasi sehingga sistem pendidikan itu melahirkan anak-anak bangsa yang berkualitas dan kalau kita kembali kepada ruh pembangunan bangsa Indonesia adalah membangun Bangsa Indonesia Lahir dan Batin, jiwa dan raga, tidak hanya membangun fisik tetapi juga membangun sepiritual masyarakat Indonesia

Menteri Pendidikan dalam sebuah karya beliau “Menyemai Kreatifator Peradaban Bangsa” menggambarkan Inplementasi Kurikulum 2013 dengan sebuah cerita seorang Kiai menguji tiga orang Santrinya pada sidang Munakasyah, sebelum menguji ketiga santri ini sang Kiai membuat sebuah Replika Al-Qur-an dari Kardus, lalu beliau meletakkan Replika Al-Qur-an tersebut di atas lantai sementara ia sendiri duduk di atas kursi lalu Kiai tersebut memanggil satu persatu dari ketiga santri yang akan diuji.

Ketika santri pertama masuk dan melihat Al-Qur-an diletakkan diatas lantai ia hanya mengucapkan istighfar tanpa berbuat apa-apa, ia hanya memperlihatkan kekecewaan melihat Al-qur-an diletakkan di atas lantai. Santri kedua masik dan melihat Al-qur-an diletakkan di lantai, ia memprotes Kia tersebut yang meletakkan Al-Qur-an di lantai. Ketika Santri ketiga masuk dan melihat hal yang sama ia tidak melakukan protes terhadap Kiainya tetapi ia mengambil Al-Qur-an tersebut seraya mengatakan wahai Kiai tidak ada adab kalau Al-Qur-an kita letakkan di atas lantai, selayaknya Al-Qur-an ini kita letakkan di atas meja. Setelah melihat sikap ketiga santri tadi sang Kiai hanya meluluskan santri ketiga yang tidak banyak tetapi melakukan aksi memindahkan Al-Qur-an. Bila kita tinjau mengapa ia mengambil Al-Qur-an dan memindahkannya keatas mejak karena didorong oleh Ilmu yang dimilikinya.

Cita-cita Pemerintah dengan Implementasi Kurikulum 2013 adalah melahirkan siswa-siswi seperti santri yang ketiga tadi (melakukan aksi atar reaksi yang terjadi, bukan hanya menghafal teori-teori).Banyak tokoh-tokoh pendidikan yang melakukan studi banding ke berbagai daerah di luar negeri dan mereka mendapatkan di sana tidak ada pelajaran Agama (akhlak) yang ada hanya pendidikan etika.

Bila kita bertanya kepada anak yang mempelajari etika mengapa engkau menghormati orang yang lebih Tua ia akan menjawab etika seorang anak terhadap orang tua adalah menghormatinya. Namun kalau kita bertanya kepada anak yang mempelajari pendidikan agama ia akan menjawab kewajiban saya menghormati orang tua. Dalam etika hanya ada sanksi moral, tapi bila hukum yang dilanggar akan ada sanksi baik di dunia maupun di akhirat

Bila kita kembali melihat Kurikulum yang dibuat oleh Lukmanul Hakim ketika mendidik anaknya dengan nasehat-nasehat, ada yang disebutkan dalam Al-Qur-an (ada lebih dari 50 Nasehat),  ada yang disebutkan dalam Al-Qur-an antara lain Nasehat Lukmanul Hakim kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah (Hai anakku janganlah engkau menyekutukan Allah, karena menyekutukan Allah adalah kerusakan yang amat besar).

Pernahkan kita mengajarkan kepada anak-anak kita apa itu syirik, pernahkah kita mengajarkan kepada anak-anak kita sejak tentang Allah yang menciptakannya dan ini merupakan pendidikan awal dalam rumah tangga seperti yang dilakukan oleh Lukmanul Hakim dengan menanamkan ketauhidan sejak dini kepada anaknya dan pelajaran keduanya adalah berbakti kepada orang tua

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(QS. Lukman: 13)

Lukmanul Hakim Mengajarkan ketauhidan sejak dini kepada anak-anaknya, kemudian ia mengajarkan kepada anaknya untuk Shalat (ibadah) sebagaimana diceritakan Allah dalam Al-Qur-an yang artinya: ‘Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Lukman : 17).

Dan Lukmanul Hakim mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak berlaku sombong (pendidikan akhlak) “dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Lukman: 18)

Mari kita pelajari sejarah orang-orang terdahulu, ulama-ulama terdahulu, alangkah baiknya kita tinggalkan nasihat-nasihat Lukmanul Hakim kita tinggalkan kepada anak-anak kita sebagai warisan budaya, nasihat untuk menjadi anak yang baik dan anak-anak yang Shalih. [y]

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh