Banda Aceh (Yakub) --- Kembali, Dr Tgk H A Gani Isa SH MAg sampaikan taushiah Ramadhan di Mushalla Al-Ikhlas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Senin (19/6).
Di depan jamaah, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum/Ketua Prodi Ilmu Agama Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry itu, jelaskan pemanfaatan peluang di fase ketiga bulan suci Ramadhan, 'ítqum minan nar.
"Salah satu jaminan Rasulullah kepada orang yang berpuasa adalah, pada periode terakhir, Allah bebaskan dari ancaman belenggu api neraka," muqaddimah Tgk A Gani Isa, dalam pengajian yang dihadiri Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, Kabag TU Drs H Asy'ari, para Kabid, dan jajarannya. Hadir juga antara lain Kakankemenag Aceh Utara, H Salamina MA dan Kasi dari beberapa Kankemenag lainnya.
"Di antara api yang harus kita lepaskan ialah api hawa nafsu, api syaithaniyah, dan api hasad," sebut Tgk A Gani Isa, yang juga Ketua Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan/BP4 Aceh.
Jelas Tgk A Gani Isa, di antara contoh api nafsu ialah nafsu yang berkobar tanpa kendali, serakah, dan ambisius kekuasaan.Manusia yang lulus dari pelatihan Ramadhan adalah ia yang mampu memanage nafsu ke arah yang diridhai Allah," ajak Tgk A Gani Isa, yang juga mengisi ceramah maghrib di Masjid Raya Baiturrahman.
"Kita memang tidak sama dengan Rasulullah. Kita sedikit-sedikit marah," ujar Tgk A Gani Isa, yang juga A Gani Isa, yang juga anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
Lanjut Tgk A Gani, api setan tidak bisa lepas dari kehidupan kita. "Salah satu melepaskannya ialah dengan berpuasa," ajaknya, bakda zhuhur, 24 Ramadhan itu.
Sebelum sesi diskusi, Ustadz A Gani Isa, yang juga Pengasuh Konsultasi BP4 di Majalah Santunan itu, akhiri penjelasan tentang api hasad.
"Dengki atau hasad inilah faktor utama perpecahan dan kehancuran umat," sambungnya. Namun, kita hanya dibenarkan hasad dalam dua hal, orang kaya yang menggunakan kekayaannya untuk berbagi, dan orang berilmu yang mengajarkan dengan ilmunya.
Sedangkan maksud api akhirat itulah yang dihapuskan dengan datangnya 10 akhir Ramadhan. "Jadi jika seseorang mampu bertahan dan bahkan meningkatkan kualitas ibadahnya, maka sepantasnya bagi dia mendapat jaminan terbebas dari api neraka," tutup Ustadz A Gani, yang pernah menjabat sebagai Kakandepag Aceh Utara. Tgk juga kini masih Ketua BP4 Aceh. Juga sempat mengabdi di Dinas Syariat Islam Kota Lhokseumawe. []